Pindahkan Makam Tan Malaka ke Sumbar, Nasrul Abit Sampaikan Terimakasih pada Fadli Zon 

Wagub Nasrul Abit melihat patung Tan Malaka

SARILAMAK – Rumah pahlawan nasional Tan Malaka di Kenagarian Pandam Gadang, Kecamatan Suliki Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, dikunjungi Wakil Gubernur Sumatera Barat, Selasa (1/9/2020).

“Saat ini kita berada rumah Tan Malaka yang dikenal dengan nama Ibrahim Datuk Tan Malaka Raja Adat Kelarasan Bunga Setangkai, berdasakan Keppres no 53 tahun 1963,” kata Nasrul Abit.

Tan Malaka lahir di Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat tahun 1894. Wafat di Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949. Dipindahkan kembali ke tempat asalnya oleh Fadli Zon pada 1 Maret 2017.

“Atas nama masyarakat Sumbar, mengucapkan terimakasih pada Pak Fadli Zon yang sudah membawa Tan Malaka dari Kediri ke Sumbar pada 2017 lalu,” ucapnya.

Kemudian Nasrul Abit mengajak kesemua yang hadir untuk mendo’akan Ibrahim Datuk Tan Malaka, agar bisa dimasukan ke dalam surga atas perjuangannya kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya Nasrul Abit bersama istrinya Wartawati mengelilingi kediaman Tan Malaka yang terbuat dari kayu berbentuk rumah gadang tiga ruangan. Dalam rumah berukuran sekitar 8 x 16 meter itu, terpampang 14 foto diri Tan Malaka, termasuk juga foto ayah dan ibunya, serta sebuah lukisan wajah Tan Malaka hasil karya A. Munaf.

“Dalam rumah terdapat buku-buku yang berkaitan dengan Tan Malaka, mereka ada yang membaca, atau bertanya kepada saya. Ada juga di antara mereka yang meninggalkan buku di rumah itu sebagai penambah bahan bacaan,” jelasnya.

Selain itu Indra salah satu cucu Tan Malaka menjelaskan, rumah gadang itu adalah rumah yang ditempati Tan Malaka di saat muda, sebelum pergi sekolah ke Belanda. Terlihat ada satu foto Tan Malaka bersama teman-temannya di Belanda.

Rumah gadang Tan Malaka memang terlihat beberapa bagian rumah kayu ini sudah mulai melapuk dan membutuhkan pembenahan.

“Selama ini biaya perawatan rumah ini hanya dari pihak keluarga saja, mudah-mudahan dengan hadirnya Pak Wagub Sumbar ini bisa membantu untuk kelangsungan bangunan ini,” harap Indra.

Apalagi tahun lalu, sebelum Covid-19, Indra mengatakan, semenjak dipindahkannya makam Tan Malaka kesini, banyak pengunjung. Sejak adanya Covid-19 sudah jarang dikunjungi.

“Kami tidak membatasi pengunjung, silahkan datang, pengunjung bebas bertanya tentang Tan Malaka, sepanjang diketahui,” tukas Indra.

Menurut Indra, para pengunjungan bisanya membaca, melihat-lihat, dan bertanya seputar Tan Malaka. Rumah Tan Malaka terdapat sejumlah buku milik Tan Malaka (Gerpolek, Dari Penjara ke Penjara, Madilog), serta buku lain tentang Tan Malaka hasil penelitian Harry A Poeze, Pacar Merah Indonesia milik Matu Mona, dan lain-lain. (yuke)