Pindah Alamat, Kebuli Sulthan Berikan Tarif Khusus Selama Desember

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah memberikan sambutan saat peresmian lokasi baru Kebuli Sultan, Senin (13/12). Ist

PADANG-Kebuli Sultan terus mengembangkan sayap. Ini dibuktikan dengan adanya gedung baru yang lebih luas dan nyaman Jl. S Parman 230 Ulak Karang (Sebelah Rumah Makan Lamun Ombak) Padang. Sebelumnya restoran yang menyajikan makanan khas Timur Tengah berpadu dengan khas Minang itu berlokasi di depan Taman Makam Pahlawan Lolong Padang.

“Ya sekarang kami pindah ke Ulak Karang, tepatnya disebelah rumah makan Lamun Ombak Ulak Karang. Ini cabang kami yang ketiga. Sebelumnya ada di Jakarta dan di Duri Riau,” kata Owner Kebuli Sultan Cabang Padang, dr. Syafrudin Alun, usai peresmian gedung barunya yang mampu menampung sekitar 150 orang.

Peresmian gedung baru dilakukan oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Senin (13/12). Turut hadir sejumlah orang hebat seperti Direktur Utama Bank Nagari, M. Irsyad, tokoh pers Sumbar, Hasril Chaniago, serta undangan lainnya.

Disebutkan Syafrudin Alun, hadirnya Kebuli Sultan diharapkan mampu mengobati rasa rindu masyarakat Sumbar yang pernah ke Tanah Suci Mekkah.

“Hidangan nasi berwarna kekuningan ini, hadir di Padang untuk memenuhi keinginan masyarakat yang sangat antusias untuk menikmati sajian gurih yang kaya rempah,” ujar, Syafrudin, yang lebih dikenal dengan dr. Alu.

Dikatakan, awal pertama buka hanya memanfaatkan ruko satu pintu karena hidangan nasi kebuli masuk kategori sajian mahal dan ekslusif, sehingga pihaknya ingin melihat animo masyarakat dulu. Pihaknya sendiri membandrol nasi kebuli Rp 40.000 per porsi. Ternyata respon masyarakat luar biasa.

“Untuk memenuhi keinginan masyarakat agar semua bisa menikmati nasi kebuli, maka kami saat ini hadir dengan paket promo hanya Rp19.000 per porsi. Promo ini berlangsung hingga akhir Desember 2021. Soal rasa, jangan khawatir. Harga murah tetapi rasa tak berubah,” katanya.

Gubernur Sumbar, Mahyeldi usai menggunting pita saat peresmian “Kebuli Sultan” memberikan apresiasi pada pelaku usaha yang selalu optimis dalam mengembangkan sayap usahanya walau pandemi Covid 19 belum berakhir. Peluang usaha cukup banyak yang bisa digarap untuk menggerakkan ekonomi, salah satunya usaha nasi kebuli.

Pasar nasi kebuli ini, lanjutnya, tentunya tak hanya untuk masyarakat Sumbar, tetapi juga menjadi pilihan bagi wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Sebab dalam beberapa kali iven yang digelar di Kota Padang dan menghadirkan peserta dari luar negeri khususnya Arab dan Timur Tengah, mereka memang selalu menanyakan kuliner nasi kebuli ini.

“Alhamdulillah, saat ini kita sudah bisa memenuhi permintaan wisatawan yang penyuka nasi kebuli,” katanya.

Pihaknya juga bersyukur, karena saat ini pariwisata mulai menggeliat dan mulai banyak yang berkunjung. Kedatangan mereka tentu harus disambut dengan menyajikan sesuatu yang mereka minati agar mereka membelanjakan uangnya lebih banyak lagi. Salah satu yang paling diminati wisatawan tentu saja wisata kuliner.

Dikutip dari www.wikipedia.org, nasi kebuli adalah hidangan nasi berbumbu yang bercita rasa gurih berwarna kekuningan. Makanan yang satu ini merupakan makanan asli Indonesia yang dibuat oleh warga keturunan Arab Saudi yang telah menetap di tanah air. Oleh sebab itu tak mengherankan jika hidangan ini amat populer di kalangan masyarakat Betawi di Jakarta dan warga keturunan Arab di Indonesia.

Nasi kebuli menunjukkan pengaruh budaya Arab Timur Tengah, tepatnya tradisi Hadrami Yaman. Nasi ini dimasak bersama kaldu daging kambing, susu kambing, dan minyak samin, disajikan dengan daging kambing goreng dan kadang ditaburi dengan irisan kurma atau kismis.

Dalam kebudayaan Betawi, nasi kebuli biasanya disajikan dalam perayaan keagamaan Islam, seperti Lebaran, Hari Raya Kurban atau Maulid Nabi. 107