Padang  

Pertama di Sumbar, Lapas Kelas IIA Padang miliki Dapur Higienis

Menjamin asupan gizi dan higienis makanan untuk para warga binaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Padang meresmikan dapur higienis, Jumat (19/4) sore.

 

Padang – Menjamin asupan gizi dan higienis makanan untuk para warga binaan, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Padang meresmikan dapur higienis, Jumat (19/4) sore.

Peresmian Dapur Basalero Lamak Rasonyo ini diresmikan langsung oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Hukum dan HAM, Reynhard Silitonga.

“Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan Lapas Padang dalam menjamin kehigienisan gizi dan makanan untuk para warga binaan pemasyarakatan (WBP) di lapas ini,” kata Irjen Kemenkumham RI, Reynhard Silitonga.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumbar, Amrizal, mengatakan, Dapur Basalero merupakan dapur higienis pertama di Lapas ataupun rutan di Sumbar.

“Saya bersyukur program ini sudah lahir di Sumbar. Harapannya ini bisa menular ke lapas maupun rutan lain yang ada di Sumbar. Kepala Lapas Padang sudah bisa mewujudkan ini,” ujar Amrizal.

Amrizal mengatakan, dapur higienis ini sudah banyak ditemui di lapas ataupun rutan yang ada di Pulau Jawa. Seperti Jawa Barat, pembuatan dapur higienis ini didukung oleh pemerintahnya.

“Jadi harapan kami bisa juga bersinergi dengan gubernur atau walikota dan bupati di Sumbar terkait hal ini,” katanya.

Dikatakan, pengawasan dan monitoring evaluasi dari Dapur Basalero ini Kalapas Padang sudah memiliki kalender kerja terkait pengawasan tersebut.

“Untuk menciptakan hal seperti ini perlu instrumen, ada evaluasi dan monitoring. Saya harapkan ditularkan hal seperti ini ke Lapas dan rutan di Sumbar. Karena yang higienis ini juga berdampak ke warga binaan. Karena mereka yang ada di sini, merupakan masyarakat Sumbar sendiri,” ujarnya.

Kepala Lapas Kelas IIA Padang, Marten, mengatakan, sebelum adanya dapur higienis ini, pihaknya sebelumnya telah melakukan studi tiru ke lapas lapas yang sudah ada dapur higienis di Pulau Jawa.

“Sebelumnya kita bentuk tim ke Lapas Cipinang untuk melakukan studi tiru, setelah dari sana, kita kemudian membuat perencanaan, kemudian anggaran yang tersedia dan dirasa sangat cukup untuk membuat dapur tersebut. Setelah itu, kami langsung melaksanakan pembangunannya,” kata Marten.

Terakhir Marten mengatakan, untuk daftar menu, hal ini sudah ada aturan baku dan memiliki pakem tersendiri dari Dirjen Pemasyarakatan.

“Dari daftar menu yang sudah dibuat, itu telah memenuhi standar gizi dan itu sama di semua lapas dan rutan se Indonesia. Artinya sudah pakem. Bicara tempat pengelolaan kan jadi terpisah antara dapur basah dan kering, kalau dulu kan bercampur,” tutupnya. (deri)