Ragam  

Peringati 10 Tahun Gempa, PFI Sumbar Pameran Foto

Pewarta Foto Indonesia mengadakan pameran foto membepringati 10 tahin gempa Sumbar. (ist)

PADANG – Memperingati sepuluh tahun gempa di Sumatera Barat, salah satu organisasi pewarta, yakni Pewarta Foto Indonesia (PFI) Padang, menggelar pameran foto gempa bekerjasama dengan BPBD Sumbar, Grand Inna Muara.

Pada gelaran pameran foto ini, PFI Padang akan memamerkan seluruh karya foto pewarta foto, yang ada di Sumbar. Seluruh karya foto ini, sengaja dipajang, untuk mengenang sepuluh tahun gempa.

“Acara ini diprakrasai oleh BPBD Sumbar. Kita diajak untuk menyemarakkan peringati sepuluh gempa di Sumbar, dengan menampilkan karya foto terbaik oleh pewarta foto yang ada di Sumbar,” kata Ketua Panitia pameran foto PFI Padang, Muhammad Arif Pribadi.

Arif mengatakan, selain memamerkan foto-foto gempa, pada pameran ini, juga memamerkan foto-foto gempa yang ada di Sumbar. “Jadi ada perbandingan, ketika gempa dan setelah gempa. Kita sengaja memamerkan perbandingan ini, untuk memberitahukan masyarakat, kebangkitan Sumbar setelah gempa dan ketika gempa,” ujar Arif.

Dikatakan, pameran ini sengaja dipusatkan di Grand Inna Muara mulai Senin (30/9). Di sana, dipajang puluhan foto hasil karya pewarta foto yang ada di Sumbar, termasuk foto pemenang adinegoro, yang mana pemilik karya ini, dulunya pewarta foto Singgalang, Muhammad Fitrah.

‎”Pameran ini juga disupprot oleh Grand Inna Muara Hotel. Dimana mereka memfasilitasi tempat untuk dipajang hasil karya pewarta foto yang kita jadikan pameran,” kata pewarta foto Antara ini.

Terakhir Arif mengatakan, pameran foto ini terbuka untuk umum, dimana seluruh masyarakat bisa melihat langsung, peristiwa yang meluluhlantakkan kota Padang merenggut ribuan jiwa nyawa pada saat gempa besar melanda Sumbar.

“Kita tidak boleh melupakan peristiwa ini, ini suatu pelajaran buat kita. Untuk kedepan, bisa lebih siap menghadapi bencana gempa ataupun tsunami. Sebab, di salah satu karya foto yang dipajang ini, kita juga tampilkan foto saat simulasi bencana dan trauma helling untuk para korbannya,” tutupnya. (deri)