Pengurus Meninggal karena Covid-19, Anak-anak Panti Butuh Uluran Dermawan

Anak-anak panti sedang shalat

PADANG-Sejak suami pengurus panti meninggal dunia karena positif Covid-19, suasana panti di Panti Asuhan Bundo Saiyo Balai Gadang, Koto Tangah Kota di Kota Padang itu berubah drastis.

Para penghuni panti harus menjaga jarak satu sama lain, sebab mereka harus menjalani isolasi mandiri di panti dengan segala keterbatasan. Yang lebih memiriskan, mereka kesulitan menuhi kebutuhan sehari-hari.

“Benar, kami sedang berduka. Sementara informasi tentang Covid-19 telah meruntuhkan mental anak-anak,”sebut Pengasuh Panti Asuhan Bundo Saiyo, Novel Indriyanti via seluler pada media ini, Kamis (14/5).

Kesedihan sedang melanda panti yang berdiri sejak 2006 itu. Dua hari sebelumnya, tepatnya 12 Mei, Edi Junaidi suami Ketua Yayasan panti tersebut meninggal dunia. Apalagi, Edi meninggal dalam menjalani perawatan sebagai pasien positif covid-19.

 

Kondisi makin parah, Ketua Yayasan, Nofyelni juga dinyatakan positif. Sekarang dirawat di Rumah Sakit Achmad Muchtar Kota Bukittinggi. Anaknya juga sedang dirawat di Rumah Sakit Daerah Dr Rasyidin Sungai Sapih Kota Padang, juga dinyatakan positif.

“Bahkan, kecemasan anak-anak makin parah, karena 10 orang anak kami sempat dinyatakan Orang Dalam Pengawasan (ODP). Sementara anak-anak tidak siap untuk hal seperti itu,”ungkapnya.

Kesulitan mulai dirasakan oleh pengasuh. Persediaan air minum untuk anak-anak tersebut mulai habis. Sementara pasokan air minum terhenti, karena pemilik depot air minum tidak berani masuk pekarangan panti tersebut. Begitu juga dengan pasokan gas elpiji, tak ada yang berani datang mengantarkan.

“Sempat dinyatakan ditutup, jadi pasokan air minum dan gas untuk masuk menjadi terbatas. Kami sempat kesulitan, untuk dalam bulan Ramadhan, jadi siang hari anak-anak puasa,”ulasnya.

Panti Bundo Saiyo saat ini dihuni oleh 50 orang. Anak asuhan sebanyak 40 orang terdiri dari sekolah dasar sebanyak 25 orang, SMP 12 orang, SMA 3 orang dan perguruan tinggi 2 orang. Sisanya keluarga pengurus.

Sementara, informasi yang beredar dari kalangan mereka mulai simpang siur. Sempat dinyatakan positif beberapa orang, tapi namanya tidak disebutkan. Begitu juga dengan pernyataan pengurus yang meninggal masih berjamaah.