Penderita Stunting di Kabupaten Pasaman Capai 5 Ribu Anak

www.depkes.co.id

Hal itu dikatakan Dahlan, perwakilan Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI saat pada workshop penyamaan persepsi perguruan tinggi pada program intervensi untuk anak stunting, Senin (1/7) di Convention Hall Unand.

Dahlan menyebut, jumlah penderita stunting di Kabupaten Pasaman mencapai 5.212 anak, sedangkan di Kabupaten Pasaman Barat berjumlah sebanyak 4.070 anak, dengan penderita stunting tertinggi terdapat di Parit yang penderitanya mencapai 5.33 anak.

“Status ini bisa berubah, dan harus diintervensi untuk mendapatkan data yang konkrit,” katanya.

Menurutnya, setelah ada komitmen dari pemda setempat terkait stunting ini, pendamping dari perguruan tinggi sangat penting dalam menjalankan misi mengurangi angka stunting di desa dan kabupaten ini.

Di kawasan lain, Dahlan menyebut, selain merangkum data, ada pula inovasi yang digerakkan untuk merangkul masyarakat agar paham dengan stunting dan pencegahannya. Misalnya di Gorontalo, ada gerakan Pekan Sayang Ibu Anak, hingga ada pula wisuda bagi balita yang mendapat imunisasi dasar lengkap.

Selain itu, dia juga mengatakan, pergub soal stunting ini perlu dipertajam, dengan lebih meningkatkan peran OPD dalam menurunkan angka penderita gangguan pertumbuhan ini. Mahasiswa pun bisa mengawal dari sistem perencanan awal, misalnya pada musrenbang.

Sementara itu, pada workshop yang juga ditandai dengan pelepasan mahasiswa KKN Tematik Stunting Unand 2019 ini, hadir pula Prof. Fasli Jalal selaku staf ahli Kemenkes RI.

Ia mengatakan bahwa persoalan stunting ini memang seharusnya dapat perhatian yang cukup dalam pencegahan ataupun penyampaian informasi tentang gizi seimbang kepada masyarakat, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.

Selain mengkonsumsi gizi seimbang, sebagai upaya menurunkan kejadian stunting, Fasli menyebut juga perlu adanya pendewasaan usia kehamilan.

Pada kesempatan itu ia juga berharap agar perguruan tinggi juga total memberi pendampingan di tingkat kabupaten. Selain itu membentuk organisasi terkait stunting ini juga perlu dilakukan perguruan tinggi.

Sementara itu, Prof. Syamsuardi selaku Direktur UPT KKN Unand mengatakan bahwa agenda pengabdian masyarakat tahun ini fokus pada persoalan stunting di tiga kabupaten di Sumbar, yaitu Pasaman, Pasaman Barat dan Kabupaten Solok.

“Selain belajar untuk diri, KKN tematik stunting ini juga sebagai pengabdian mahasiswa ke masyarakat. Ada sebanyak 600 mahasiswa yang besok (hari ini) akan turun ke lapangan selama 40 hari,” katanya. (Wahyu)