Pembangunan Pasar, Diharapkan Jadi Solusi Macet di Koto Baru

Gubernur Sumbar saat peletakan pertama pembangunan Pasar Koto Baru. (humas)

BATUSANGKAR – Kemacetan Pasar Koto Baru sudah berlangsung lama. Untuk menyelesaikan masalah kemacetan itu butuh komitmen kuat dari masyarakat dan seluruh pihak.

“Dengan dukungan seluruh unsur dan masyarakat merupakan suatu syarat suksesnya pembangunan pasar ini, karena ini kebaikan bersama,” kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan Pasar Koto Baru Kecamatan X Koto, Tanah Datar, Sabtu (20/7/2019).

Gubernur Sumbar menyampaikan, kemacetan pasar Koto Baru sudah berlangsung sangat lama dan sudah beberapa kali dicarikan solusinya namun belum berhasil. Akhirnya disepakati, dengan kerelaan masyarakat setempat melepas lahannya, akan dilakukan pergeseran pasar ke arah belakang untuk dibangun tempat bongkar muat barang serta dibangun jalan menjadi dua jalur. Pengerjaannya sudah dimulai dengan membongkar beberapa kios untuk jalan masuk kendaran proyek.

“Untuk itu mari kita dukung sepenuhnya program pemerintah untuk kebaikan bersama, apalagi pasar Koto Baru, setiap Senin beredar uang sekitar Rp5 miliar,” ucapnya.

“Pembangunan ini kami harapkan menjadi solusi agar pedagang dan pembeli nyaman beraktivitas serta memutus masalah macet yang sudah dikenal selama bertahun-tahun,” sambung Gubernur Irwan Prayitno.

Sudah berbagai upaya dilakukan untuk mengatur permasalahan macet jalan jalur lintas Padang-Bukittinggi di Pasar Koto Baru ini, dengan menugaskan Polisi, Dishub dan menambah Satpol PP untuk mengatur pedagang dan lalu lintas, namun tetap aja macet.

Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengatakan pihaknya telah menyiapkan dana dari APBD kabupaten Rp 4,7 miliar untuk pembebasan lahan masyarakat yang akan digunakan untuk perluasan pasar ke bagian belakang.

“Ada empat warga dari dua kaum tanahnya yang telah dibebaskan yaitu Syahnidar dan Sumarmi dari kaum Datuak Garang Suku Koto Tibalai, kemudian Yasni dan Ida Cs kaum Datuak Tungga Nan Itam Suku Pisang,” jelas Irdinansyah.

Pasar tumpah di pinggir jalur lintas Sumatera daerah Tanah Datar, dibangun ulang dengan menggesernya belasan meter ke belakang dari lokasi lama sehingga tidak lagi mengganggu arus lalu lintas kendaraan di titik tersebut.

Kepala Dinas KUKM Perindustrian dan Perdagangan Tanah Datar, Marwan, menjelaskan, pembangunan tahap pertama pasar terdiri dari pembangunan jalan di depan pasar selebar enam meter, pembangunan jalan masuk dan keluar pasar, pematangan lahan miring di bagian belakang pasar yang kemudian dibangun untuk dua unit gudang bongkar muat seluas 3.500 meter persegi.

“Pembangunan pasar di Nagari Koto Baru, Tanah Datar itu mulai dilaksanakan dengan menelan biaya sebesar Rp13,6 miliar yang berasal dari APBD provinsi ditargetkan selesai pada akhir 2019,” jelasnya.

“Sementara untuk pembebasan lahan, DED, UKL-UPL ANDAL LALIN sebesar Rp 4,7 miliar dari APBD Tanah Datar, namun secara keseluruhan pembangunan pasar membutuhkan biaya Rp 28,9 miliar,” tambahnya.

Pemerintah berencana memindahkan sebagian bagian Pasar Koto Baru yang ada saat ini, ke bagian belakang lokasi pasar di atas lahan seluas 2 hektare. Langkah ini bertujuan untuk mengurai kemacetan yang selama ini kerap terjadi di jalan lintas Sumatra yang melalui lokasi pasar. (rel)