Pemadaman Bergilir, Pelanggan PLN di Sumbar Berharap Ganti Rugi

Ilustrasi. (*)

Padang – Pelanggan PLN sangat kecewa dengan lamanya listrik mati di daerah mereka. Bahkan anak-anak yang mau ujian berbasis komputer tidak jadi digelar, karena listrik tidak nyala.

Para guru tidak bisa berbuat banyak, karena soal-soal tak satupun yang dicetak. Keadaan ini jelas jadi petaka bagi sekolah yang ingin menerapkan smartschool, karena PLN membuatnya jadi tidak smart.

“Jelas sangat kecewa. Padahal sudah bela-belain menghapal semalaman, eh nyatanya ujian diundur. Tentu nanti harus mengulang lagi menghafalnya,” ujar Yanti, salah seorang siswa SLTA di Kota Padang, Rabu (5/6).

Ia mengatakan, harusnya sebagai pemain tunggal dan sudah malang melintang di dunia kelistrikan, PLN memiliki plan B, jika listrik di plan A mengalami masalah.

“Mungkin karena PLN monopoli, jadi layanannya seenak dengkulnya saja. Masyarakat jelas tak bisa protes dan harus pasrah dengan semua keputusan PLN,” tambahnya.

Sementara Anto, salah seorang pemilik usaha cukur rambut, mengaku rugi banyak karena PLN matinya terlalu lama. Padahal kalau dia yang telat bayar tagihan, PLN gerak cepat memutus listrik ke usahanya.

“PLN egonya tinggi sekali, tidak memikirkan kerugian yang saya alami. Harusnya saya dapat uang sampai jam tutup, sekarang saya harus tutup lebih awal, karena listrik matinya lama sekali,” keluhnya.

Hal yang sama juga dialami Boby, salah seorang pemilik usaha kopi. Pelanggan yang seharusnya nongkrong minum kopi sampai dini hari, kini tak ada yang mampir karena tak bisa dilayani minum kopi.

“Harusnya PLN mengganti kerugian kita ini, karena sebagai konsumen kita sudah taat membayar kewajiban,” ucapnya.

Ia sangat berharap, agar PLN bekerja dan melayani pelanggan secara profesional. Seharusnya, jika ada gangguan, PLN mengaktifkan pembangkit cadangan, sehingga listrik tetap nyala ke rumah-rumah konsumen.

Sedangkan Nita, salah seorang ibu rumah tangga, curiga ini akal-akalan PLN agar tagihan bulan ini jadi meningkat. Dengan menghidupmatikan listrik, maka pelanggan yang memiliki barang elektronik seperti kulkas, bisa makan daya yang besar.

“Makanlah uang haram itu. Saya benar-benar tidak rela, jika tujuannya membuat pelanggan mengalami kenaikan harga listrik yang harus dibayar bulan depan,” sungutnya.

Sementara PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat (Sumbar) memastikan kompensasi berupa pemotongan harga hingga 10 persen kepada pelanggan yang terdampak imbas pemadaman listrik total atau blackout sejak Selasa (4/6) siang di daerah itu.

“Kompensasi diberikan saat listrik padam selama delapan jam. Jadi, kalau padamnya lebih dari delapan jam kita berikan kompensasi potongan 10 persen,” kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho di Padang. (hen)