Pascabanjir Bandang, Bukit di Solok Selatan Rengkah

Sejumlah perbukitan di Pinti Kayu ditemukan dalam kondisi retak warga semakin khawatir akan ada bencana susulan. (Hendrivon)

PADANG ARO – Pasca banjir bandang, tiga bukit di Kenagarian Pakan Rabaa Timur, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) rengkah.

Masyarakat tidak mungkin lagi berdomisili di tempat yang diterjang galodo itu. Apalagi bukit yang melingkup pemukiman padat penduduk di tiga kejorongan terdampak bencana alam itu, berpotensi mengancam nyawa masyarakat yakni Bukit Sapan Batu, Sapan Salak dan Manggi.

”Ketiga bukit tersebut sudah retak. Maka, warga perlu direlokasi ke tempat aman,” jelas Waliagari Pakan Rabaa Timur Nasril kepada di Pinti Kayu Gadang, Kamis (5/12).

Kondisi itu, berdasarkan hasil penelusuran pihak kenagarian ke puncak perbukitan yang melingkup tiga kejorongan bersama masyarakat setempat.

“Sejumlah rumah warga bakal akan dipindah ke Bukit Ladang Kongsi yang terletak di Jorong Ladang Kongsi lanjut Nasril.

Tanahnya sudah dibeli pihak nagari seharga Rp120 juta. Dengan luas tanah 2 hektare tersebut, diharapkan bisa dijadikan permukiman. Lokasinya strategis, dekat dengan jalan, tiang listrik, mushalla. Tidak terlalu jauh dari lokasi lahan pertanian. Ada sumber air bersih.

Menurutnya, yang akan dipindahkan tidak hanya 27 kepala keluarga (KK) yang ada di pengungsian kantor Balai Adat, tapi juga 68 KK yang berada di tiga kejorongan.

Saat ini yang masih dipikirkan pihak nagari adalah anggaran untuk relokasi sementara. Pasalnya, tanggap darurat akan habis. Artinya masa tinggal korban di pengungsian bakal berakhir Kamis (5/12). Dengan kondisi tidak ada tempat tinggal dan dimana mereka akan menetap.

Pihak kenagarian, saat ini telah mencek rumah warga yang sudah ditinggal merantau. Kini disewa nagari untuk tempat tinggal sementara untuk 27 KK di pengungsian.

Sewa rumah, peralatan rumah tangga, biaya listrik dan air bersih hingga Juni 2020. Dalam satu rumah dititipkan 2 KK agar mereka bisa beraktivitas kembali. Sehingga ekonomi mereka tidak mati dan pendidikan keluarga tetap jalan seperti biasa.

Baharudin didampingi Istri Nurlena menyampaikan, tidak hanya rumahnya yang hanya menyisakan atap. Tapi lahan pertanian yang dimamfaatkan untuk penunjang ekonomi keluarga, harus diikhlaskan pihak keluarga. Kini kami hanya bisa berharap bantuan dari semua pihak.

Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Solok Selatan Rusdi Hermen mengatakan,untuk masalah pebayaran rumah kontrakan selama tujuh bulan itu akan dibahas dalam rapat dengan semua unsur. “Terpenting datanya akurat jumlahnya sudah benar benar dan kita menunggu anggaran cair saja, termasuk biaya makan minum 500 ribu per KK per bulan akan diusahakan,” ujar Kabid. (von)