Pariwisata Tanah Datar di Tengah Pandemi Covid-19

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, didampingi Sekdakab Tanah Datar Irwandi dan jajaran terkait, saat meninjau kesiapan Istano Basa Pagaruyuang menerapkan protokol kesehatan, menjelang beroperasi kembali pada pekan kedua Juni 2020 lalu.(Musriadi)

Oleh Musriadi

BATUSANGKAR – Wabah Covid-19 yang melanda seluruh dunia sejak akhir 2019 lalu, sudah memporak-porandakan tatanan perekonomian dunia.

Di Tanah Datar, pandemi ini mulai mengusik, ketika Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), mulai pekan keempat April 2020. Hingga kini, kendati telah memasuki tatanan normal baru dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), ekonomi masyarakat masih belum pulih.

Sektor ekonomi masyarakat di Tanah Datar yang paling terpukul akibat wabah ini, di antaranya pariwisata. Betapa tidak, di sektor ini ada puluhan ribu warga menggantungkan kehidupan, di antaranya pelaku usaha perjalanan wisata, transportasi, fotografer, tukang parkir, penjual karcis destinasi, pembuat souvenir, pengusaha kuliner, hotel, pedagang, dan sebagainya.

Tak ingin berlama-lama larut dalam musibah, Pemkab Tanah Datar atas dukungan Pemprov Sumbar sejak pekan kedua Juni 2020, secara berangsur-angsur mulai membuka kembali destinasi wisata, di antaranya Istano Basa Pagaruyuang, Panorama Tabek Patah, Tanjuang Mutiara Danau Singkarak, Batu Angkek-angkek, Nagari Tuo Pariangan, dan Pemandian Aie Angek.

Sementara objek wisata yang berada di jalan nasional Padang-Padang Panjang-Bukittinggi, juga sudah mulai beroperasi, di antaranya air terjun dan pemandian alami di kawasan Lembah Anai.

Pada September-Oktober ini, destinasi wisata yang juga sudah memulai operasional adalah Panorama Aua Sarumpun, dan beberapa destinasi yang kerap digunakan untuk olahraga paralayang dan buru babi.

‘’Hotel, restoran, rumah makan, dan wisata kuliner juga sudah mulai beroperasi. Tetapi semuanya harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, di antaranya menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan melakukan cek suhu tubuh,’’ ujar Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Parpora) Abdul Hakim, beberapa waktu lalu.

Kendati sudah sekitar empat bulan kembali menerima tamu, namun nadi ekonomi masyarakat belum terlihat mengalami pergerakan signifikan. Wisatawan belum banyak yang datang. Perjalanan mereka menuju daerah Luak Nan Tuo itu masih tersendat, karena meningkatnya kembali kasus konfirmasi positif Covid-19 di Sumbar khususnya, Indonesia pada umumnya.

Apa yang diperkirakan akan berjalan mulus untuk menggerakkan kembali sektor pariwisata, nampaknya masih jauh dari harapan. ‘’Kita berharap akan terjadi penguatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, setelah vakum selama PSBB,’’ kata Sekdakab Tanah Datar Irwandi.