Pakar Komunikasi Nasional Anjurkan Gubernur Sumbar Minta Maaf kepada Wartawan

BUKITTINGGI-Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyesalkan sikap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), khususnya Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah yang mengabaikan tuntutan Masyarakat Pers Sumbar, pasca-pengusiran wartawan saat pelantikan Wakil Walikota Padang.

“Secara khusus, peristiwa tersebut tidak harus terjadi. Bukankah kegiatan serupa tidak sekali ini saja di sana? Kalau alasannya ruangan sempit, sebelumnya bagaimana?” Tanya Dr Aqua Dwipayana sembari menyebutkan, hal tersebut seakan alasan yang dicari-cari saja.

Mantan wartawan di banyak media besar itu kemudian menyebutkan, kejadian ini memberikan gambaran kepada publik, betapa buruknya komunikasi gubernur dan aparaturnya.

“Peristiwa demo wartawan tersebut seharusnya tidak terjadi jika gubernur menyikapi dengan membuka ruang komunikasi, membuka diri, mendengar suara jurnalis, dan mau meminta maaf,” kata Dr Aqua Dwipayana, saat berada di Bukittinggi, beberapa waktu lalu.

Dr Aqua Dwipayana menambahkan sejatinya para kepala daerah dan aparaturnya membangun hubungan yang baik dan harmonis dengan pers, tidak menganggap pers sebagai musuh. “Bukankah satu sama lain saling terkait? Sehingga komunikasinya harus lancar dam akrab,” kata Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat Bidang Komunikasi Publik ini.

Putra asal Bungus Kota Padang yang sudah berkeliling ke seluruh provinsi di Indonesia dan mengunjungi 34 negara untuk silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi menilai, sangatlah aneh jika pemerintah menjauhkan diri atau memelihara komunikasi buruk ini.

“Jika diabaikan begitu saja, atau gubernur menganggap tak ada masalah, maka di sinilah masalah baru akan muncul,” tegas Dr Aqua Dwipayana.

Pria yang telah menulis banyak buku “super best seller” itu mengungkapkan selama ini antar media saat mencari berita di lapangan saling bersaing. Namun jika ada yang menyakiti mereka termasuk oknum pemerintah, kalangan pers kompak bersatu untuk melakukan perlawanan. Mereka akan “habis-habisan” hingga pihak yang bersikap negatif minta maaf ke mereka.

Khusus kasus di Sumbar, Dr Aqua Dwipayana meyakini jika Mahyeldi dengan tulus ikhlas minta maaf kepada para jurnalis, masalahnya akan tuntas. Terpenting kesalahan yang sama jangan sampai terulang di kemudian hari.

“Para jurnalis juga manusia yang punya hati. Begitu Pak Mahyeldi menyampaikan permohonan maaf dengan tulus ikhlas, mereka akan memaafkannya dan menganggap masalahnya selesai,” ujar pria rendah hati yang sering memediasi konflik antar pihak tertentu dengan media.

Dr Aqua Dwipayana sangat prihatin dengan kejadian itu, sehingga saat empat hari di Sumbar, Senin sampai Kamis (15-18/5/2023) menemui banyak pihak yang mengetahui peristiwa itu. Tujuannya untuk mendapatkan cerita yang utuh tentang hal tersebut.

Selain ketemu para jurnalis, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 1970 itu jumpa dengan pihak-pihak lainnya termasuk Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono dan Wagub Sumbar Audy Joinaldy. Topik utama yang mereka diskusi adalah tentang kejadian itu.