Ragam  

“Pak Gubernur, Pak Walikota; Anak Kami Ingin Sekolah”

Ketua DPRD Padang Syafrial Kani mendengarkan keluhan ratusan orang tua yang anaknya tidak di terima di SMP negeri karena PPDB, Selasa (7/7).(bambang)

“PAK GUBERNUR , Pak Walikota tolong kami. Anak kami ingin masuk sekolah negeri juga,” ucap Geni salah seorang calon wali murid yang tinggal di Kalumbuk, Padang.

Putri bungsunya ingin bersekolah negeri. Nilainya cukup bagus yakni 88,84. Sayangnya umurnya baru 11 tahun 10 bulan.

Ia menceritakan kalau begitu susahnya anak -anak mengenyam pendidikan negeri. Nilai bagus, umur terlalu kecil. Namanya tak masuk dalam jalur prestasi. Ia pun masuk jalur zonasi. Lagi, ia kecewa.

Umur pun menjadi patokan jalur zonasi ini. Akhirnya terdepak penerimaan siswa baru. Entah itu jalur prestasi maupun zonasi.

“Ke mana lagi anak saya harus mendaftar. Semua jalur ditempuh. Hingga akhirnya, ada info beredar kalau ada beberapa sekolah yang kekurangan siswanya,” cerita Geni memulai percakapan dengan Singgalang, Jumat (10/7).

Dengan sepeda motor, iapun membonceng buah hatinya menuju Dinas Pendidikan Kota Padang mencari tahu informasi tersebut.

Ternyata benar adanya. “Ada beberapa sekolah yang masih kekurangan kuota siswanya. Pendaftarannya langsung ke sekolah masing-masing,” tutur petugas yang ada di sana.

Di antara sekolah yang belum penuh kuota di Padang hingga kemarin terdapat SMP 39, SMP 45, SMP 3 dan SMP 4. Kabar baik itu membawanya ke salah satu sekolah yang masih kekurangan siswanya, yakni SMP 4 Padang.

Sesampai di sana, perasaannya agak ngilu. Sebab, bejibun orangtua lengkap dengan anak-anaknya yang ingin masuk sekolah negeri. Rata-rata sama masalahnya. Entah itu, umur terlalu kecil, zona sekolah terlalu jauh hingga nilai yang rendah.

“Saya di sini dari pagi,” ucap salahseorang orangtua siswa.

Melihat situasi tersebut, Kepala SMP 4 Padang, Eni Sugiarti turun tangan. Ia merasa iba dengan nasib orangtua siswa yang sedari pagi menunggu kepastian kapan dibuka penambahan kuota di sekolah itu. Mereka datang dari penjuru wilayah. Ada dari Jati ataupun Mato Aia.

“Saya kasihan sama ibu-ibu dan bapak-bapak. Kami belum bisa membuka penambahan kuota. Memang benar kami kekurangan siswa, namun PPDB belum ada perintah dari Dinas Pendidikan Kota Padang membuka pendaf taran tersebut. Sebab, Perwako dari Walikota Padang belum keluar. Hingga kini saya tak bisa memastikan kapan pendaftaran dibuka. Bisa jadi besok (hari ini-red) ataupun lusa,” jelasnya panjang lebar.

Para orangtua siswa sudah terlihat lunglai karena terlalu lama menunggu. Namun mereka berencana datang setiap hari ke sekolah itu sampai pendaftaran dibuka.

Mereka berharap perwako tersebut cepat dikeluarkan Walikota Padang. Kasihan anak-anak usia sekolah. Harus pupus harapannya mengenyam pendidikan karena peraturan yang setiap tahun berubah. (lenggo)