Padang Pariaman Kehilangan Seorang Tokoh

Karang bunga tampak berjejer di depan rumah almarhum Muchtar Aziz di Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman, Senin (26/7). -(darmansyah)

PARIK MALINTANG – Masyarakat Sumatera Barat, khususnya Padang Pariaman kehilangan seorang tokoh. Dia, H. Muchtar Aziz, mantan Kepala Wilaya PLN Sumbar, Riau dan Jambi, meninggal pada Minggu (25/7) siang di Medan dan dimakamkan disamping makam ibunya di Sungai Sariak, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Senin (26/7) siang.

Muchtar Azis yang meninggal pada usia 78 tahun, meninggalkan seorang isteri dan empat orang anak. Salah seorang anaknya, Hilmuhaz Muchtar, menantunya H. John Kenedy Azis, Anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Golkar.

Hilzon, anak keduanya menyebutkan bahwa papanya meninggal di Medan karena terpapar virus corona. Tadinya sudah sempat sembuh dan, telah mengajak ibu dan dirinya untuk kembali ke Pariaman. Namun, beberapa hari kemudian, terpapar lagi dan, hingga akhirnya meninggal.

Sebenarnya, aku Hilzon, papa, ibunya dan dirinya sudah mengikuti vaksin. Semua sudah divaksin. Mungkin karena kecapekan, imunnya menurun sehingga muda terpapar lagi. Apalagi almarhum sudah berusia 78 tahun.
Proses pemakaman almarhum Muchtar Azis telah dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Dimakamkan di kampung halaman, Buluah Kasok, Nagari Sungai Sariak. Persisnya disamping makam ibunya.

Hilmuhaz dan isteri Octary Azis yang tengah berada di Amerika turut menyaksikan prosesi pemakaman almarhum ayahnya secara virtual. Begitu pula John Kenedy Aziz, besannya almarhum, orangtua dari Octary.

Muchtar Aziz yang telah pergi buat selamanya. Semasa hidupnya, Muchtar terbilang sangat peduli terhadap kampung halaman. Begitu pedulinya, rumah yang di kampung pun dia hibahkan untuk sebuah yayasan dan, sekarang tampak dimanfaatkan sebagai rumah tahfiz.

Namun demikian, sebagai manusia biasa, almarhum tentu juga tidak luput dari kesalahan. “Sekaitan itu, kami anak-anaknya mohon agar almarhum bisa dimaafkan,” ujar Hilmuhaz Muchtar. -(darmansyah)