Optimalkan Pelayanan Jatung, RS Otak M. Hatta Bukittinggi Terima Pasien BPJS

BUKITTINGGI – Setelah beroperasinya pelayanan ruangan Cathlab untuk Kardiointervensi (jantung) maka Rumah Sakit Otak DR. M. Hatta (RSOMH) Bukittinggi telah siap menjadi rumah sakit sentral jejaring pelayanan Kardiointervensi (Jantung)

Hal itu dikemukakan Direktur Pelayanan Medik, Perawatan dan Penunjang RSOMH Bukittinggi, dr. Ruhaya Fitrina. kepada wartawan saat menggelar Press Confrence di RSOMH beberapa hari lalu

Dijelaskanya Cath Lab dan spesikasi yang dimiliki oleh RSOMH Bukittinggi sangat bagus. Alat itu juga dapat dipergunakan untuk menangani pasien yang pecah pembuluh darah di otak atau untuk menangani pasien Kardiointenvensi (jantung).

Khusus untuk mendukung pelayanan ruangan cathlab kardiioinenvensi itu, RSOMH Bukittinggi saat ini telah memiliki dokter spesialis jantung yaitu dr. Isral, Sp.JP , dan dr. Ivan Mahendra Raditya, Sp.JP.

Saat ini kita juga sedang melayani dua pasien untuk pemasangan cincin pada pembuluh darah di jantung oleh dokter jantung dengan Ketua Tim Pengampu Pelayanan Cath lab RSUP Dr. M. Jamil Padang dr. Muhammad Syukri, Sp.JP (K).

Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung RSOMH dr. Isral, Sp.JP menjelaskan sejak di lauchingnya pelayanan Neurointervensi, pada April 2022 lalu, sejak itu pula RSOMH Bukittinggi juga sudah menerima layanan kardiointervensi.

Hanya saja pasien yang dilayani itu baru untuk pasien umum dan asuransi sehingga pasien yang ditangani sangat sedikit.

Hal itu lantaran pembiayaan untuk Cath Lab Kateterisasi Jantung itu sangat tinggi sehingga sedikit masyarakat yang bisa terlayani.

Namun sejak 1 Juni lalu Cath Lab Kordiointevrnsi di RSOMH itu juga sudah melayani pasien BPJS.

“Kita berharap dengan bisa melayani pasien BPJS itu alat kita ini dapat lebih optimal dalam membantu masyarakat di Bukittinggi dan sekitarnya,”,ujar Israr.

Ketua Tim Pengampu Pelayanan Cath lab RSUP Dr. M. Jamil Padang, dr. Muhammad Syukri, Sp.JP (K) juga mengakui biaya tindakan bagi pasien penderita jantung itu mahal. Sebab untuk satu kali tindakan saja paling tidak biayanya sekitar Rp45 juta hingga Rp100 juta.

Namun Cathlab di RSOMH yang sudah dapat melayani pasein BPJS, maka pihaknya menganjurkan masyarakat agar ikut program pemerintah dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan tersebut.

dr. M. Syukri SpJP (K) menyayangkan karena masih ada keluarga yang mampu secara ekonomi pergi berobat ke Malaka. Pada hal rumah sakit di Indonesia tidak kalah bagusnya jika dibandingkan dengan Rumah Sakit di luar negeri.

“Sebenarnya, tindakan dari penyakit ini bisa ditangani di sini dan tidak perlu ke Malaka. Pelayanan di rumah sakit ini bisa dilayani dengan BPJS dan pelayanan eksekutif,” ujar Syukri. (gindo)