Padang  

Noka Coffee Hadir di Padang, Bersama ALKO Berdayakan Petani Kerinci di Tengah Pandemi

PADANG – Kedai Kopi Noka Coffee, meluncurkan outlet kedua mereka di kota Padang, Sumatera Barat Jumat 23 Oktober 2020. Sebagai brand yang mengedepankan tema “The Infinite Story of Farmers, kali ini mereka bekerja sama dengan Koperasi Petani Alam Korintji (ALKO).

Berlokasi di Palembang No. 14, Ulak Karang Selatan, Kec. Padang Utara, Padang Sumatera Barat – Rumah Noka #2 kembali mengedepankan produk olahan kopi Specialty grade dari petani lokal dilengkapi makanan fusion Western & tradisional Sumbar untuk menambah kehangatan.

Dengan sedikitnya 625 petani kopi di bawah naungan ALKO, yang menangani lahan seluas 430 ha yang tersebar di 24 desa – kolaborasi ini menjadi titik tolak untuk memberdayakan petani dan mengangkat cerita di hulu produksi kopi, khususnya bagi generasi Millenial yang
menjadi mayoritas konsumen Noka Coffee.

CEO Noka Coffee Panji Abdiantara menyatakan kehadiran mereka di Padang yang merupakan outlet kedua di Indonesia setelah Bandung. Dia mengatakan kenapa memilih Padang, karena dekat dengan penyuplai kopi yakni ALKO yang merupakan koperasi dan juga eksportir kopi.

Salah satu nilai lebih ALKO yakni aplikasi Kopi Traceability dengan mengadopsi teknologi blockchain yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo. Teknologi ini memungkinkan customer mengetahui proses kopi dari petik, roasting, hingga penyajian.

Petani tradisional dengan segala keterbatasannya pada akses teknologi sangat terdampak kondisi force majeure seperti saat ini. Misalnya, hasil panen hanya mereka taruh di dalam karung, menunggu pengepul datang membeli dengan harga yang kadang tak mereka ketahui kebenarannya.

Dengan edukasi yang konsisten oleh ALKO, kini sebagain besar petani kopi Kerinci dapat mengetahui fluktuasi harga kopi dunia secara real time, setiap hari. Noka melihat dedikasi ALKO di sektor agribisnis ini sebagai aset utama untuk sebuah kolaborasi jangka panjang.

“Dalam kondisi pandemi yang sudah berlangsung 6 bulan lebih, pendapatan para petani kopi jelas menurun seiring berkurangnya demand, baik dari pasar domestik maupun global. Banyak dari mereka yang berpindah menjadi petani musiman, belum lagi pengepul yang membeli biji kopi dengan harga rendah. Cara ALKO dalam mengedukasi petani dan mencoba memberi peningkat kesejahteraan mereka membuat kami bersemangat memulai project
ini,” ujar Panji Abdiantara Noka Coffee.

Sementara CEO ALKO Suryono Begastani, yang juga petani dan prosesor menyatakan kolaborasi ini sejalan dengan misi Koperasi dalam mengangkat derajat petani kopi dan menarik minat generasi muda Kerinci dan sekitar utuk membangun daerahnya melalui
sektor agri bisnis.

“Kami mengapresiasi Noka yang mengangkat cerita petani dalam setiap produk mereka, dan ini baru permulaan. Setelah Padang, kita juga akan mengerjakan Noka Coffee Jambi –
dimana ini akan menjadi project CSR, karena melibatkan mahasiswa berprestasi Universitas Jambi (UNJA), tak hanya sebagai karyawan tapi juga pemegang saham outlet Jambi,” ujar
Suryono.

Dalam kesempatan ini Noka juga meluncurkan produk kopi susu terbaru mereka, Kopi Susu “Specialty Arabica Natural” Mbak Ema. Mbak Erna sendiri adalah seorang petani binaan ALKO dari desa Giri Mulyo Kayu Aro, yang telah mengekspor biji kopi Specialty miliknya ke berbagai negara, seperti Jepang, Norwegia, dan New Zealand.

Nöka dalam bahasa Jepang berarti Petani. Ini mencerminkan budaya yang menghargai proses, memiliki ketahanan, dan memiliki karakter kuat yang identik. Noka mengabadikan nama petani kopi yang berkontribusi ke dalam setiap produk mereka, antara lain: Kopi Susu “Fine Robusta” Pak Agung, Kopi Susu “Arabica Honey” Mak Santi, Kopi Susu “Arabica Natural” Mbak Erna.