Ngeri-ngeri Sedap UKW di Bukittinggi

Apa yang disampaikan walikota itu, menjadi pelecut bagi saya untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam UKW yang dilakukan ini. Mudah-mudahan dengan kompetensi yang dimiliki wartawan yang telah ikut UKW di Bukittinggi ini, bisa menghilangkan stigma wartawan copy paste seperti yang disampaikan walikota itu.

Yang ikut UKW itu 72 orang, terdiri dari jenjang Muda, Madya dan Utama. Saya lihat tegang semua, tak peduli wartawan hebat atau bukan. Tegang. Mata ujiannya sebenarnya gampang saja, kalau dibahas setelah ujian. Ini tidak, kita disergap soal di ruangan yang dipantau tim penguji. Satu mata uji tak lulus, berkemas sajalah sudah itu. Pulanglah lagi. Sudah Dipastikan tak lulus. Nilai terendah 70 pula. Kawan-kawan saya lihat terbit damuiknya. Kikir bicara. Fokus. Biati saya melihatnya. Ternyata, ngeri-ngeri sedap UKW di Bukittinggi ini.

Dan UKW pun selesai. Bak burung keluar dari sangkar, riangnya tak terkatakan pula. Sedih juga, sebab ada kawan yang tak lolos ujian. Satu persatu kami pergi dari kota itu. Saya ke Payakumbuh, tempat cinta dan kasih sayang saya pautkan pada sebuah rumah mungil kami. Terima kasih Dewan Pers, PWI dan Singgalang serta kawan-kawan semua. (Jeffry Ricardo Magno)