Mulyadi : Sumbar Butuh Pemimpin Perubahan

Calon Gubernur Sumbar, Mulyadi

BUKITTINGGI-Calon Gubernur Sumatra Barat, Mulyadi datang ke kampung halaman Bukittinggi, Jumat (04/12). Kedatangan mantan Anggota DPR RI itu, dalam rangka memberikan dukungan untuk pasangan Ramlan Nurmatias-Syahrizal dan juga berharap mendapat dukungan penuh untuk dirinya, dalam Pilkada Sumbar yang berpasangan dengan Ali Mukhni.

Dalam kesempatan itu, Mulyadi mengungkapkan, Bukittinggi merupakan salah satu jantungnya Sumatra Barat. Bukittinggi pun kampung halaman bagi Mulyadi. Untuk itu, memiliki pemimpin Sumbar dari Bukittinggi, tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi warga Kota Wisata.

“Bukittinggi basis terdepan untuk kami maju menjadi Gubernur Sumatra Barat. Nagari Sumbar ini, punya banyak potensi SDA yang luar biasa. Ini semua harus dirubah menjadi potensi ekonomi. Itu semua tanggung jawab pemimpin. Pemimpin harus punya jiwa leadership, punya link yang cukup baik hingga ke pusat,” ujarnya.

Mulyadi melanjutkan, Bukittinggi punya pengaruh besar di Sumatra Barat. Untuk itu, ia berharap masyarakat Kota Jam Gadang itu dapat memberikan dukungan kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Mulyadi – Ali Mukhni.

“Sumbar butuh pemimpin perubahan. Karena memang ada sesuatu yang harus kita ubah, baik fisik maupun non fisik. Namun terutama Sumbar perubahan pola pikir. Itu harus dimulai dari perubahan pola pikir seorang pemimpin, karena akan berdampak baik bagi daerah dan masyarakatnya.

Pemimpin bukan pegawai. Pemimpin adalah harapan. Harapan bagi masyarakat untuk dapat mendapat perubahan ke arah yang lebih baik. Memilih pemimpin bukan hanya visi misi, tapi lebih penting adalah bagaimana track record dan apa yang telah diperbuat untuk kepentingan Bukittinggi dan Sumatra Barat.

“Alhamdulillah ini telah kami buktikan selama kami jadi Anggota DPR RI tiga periode dari Sumbar, tidak kurang dari Rp7 Triliyun uang diusahakan di pusat untuk Sumatra Barat,” ungkap Mulyadi.

Jika terpilih jadi Gubernur Sumbar, Mulyadi akan menjalankan program sembako murah, mengupayakan BLT Rp1 juta per KK bagi masyarakat yang betul betul kurang mampu. Memastikan pupuk subsidi sampai kepada petani yang membutuhkan. Menciptakan 50.000 – 100.000 lapangan kerja baru, karena tidak boleh terlalu banyak pengangguran. (yanti)