PADANG, -Hari Sabtu tanggl 25 Januari 2025 di Yayasan Citra Mandiri (YCM) di daerah Gunung Panggilun diadakan SIMAK (Silaturahmai Mahasiswa Aktifis) dengan semua mahasiswa Mentawai yang ada di Kota Padang. Walaupun dari Subuh sudah hujan namun semangat mahasiswa Mentawai ini tidak surut untuk datang ke kantor YCM. Acara ini berlangsung pukul 10.45 dengan 2 orang pemantik yaitu Dr. Zulfa, M.Pd, M.Hum (Dosen UPGRISBA) dan Dr. Yudas Sabagalet, M.M (Mantan Bupati Mentawai dan Dosen Universitas Taman Siswa). 2 pemantik menyoroti tentang identitas Masyarakat Mentawai dan Uma dalam mempertahankan identitas masyarakat Mentawai. Diskusi ini cukup hangat karena mahasiswa yang datang adalah mahasiswa yang menjadi aktivis di kampus masing-masing. Salah seorang mahasiswa Mentawai yang datang berasal dari kampus UGM, yang membuat diskusi semakin menghangat. diskusi dilakukan dengan 2 sesi pertanyaan yang semua pertanyaan ditujukan kepada kedua pemantik.
Seperti kita ketahui bahwa masyarakat Mentawai, yang mendiami kepulauan yang terletak di lepas pantai barat Sumatra, memiliki tradisi dan budaya yang sangat kaya dan unik. Salah satu aspek budaya yang menjadi pusat kehidupan mereka adalah konsep “Uma” yang memiliki kedudukan sangat penting dalam struktur sosial dan identitas mereka.
Apa itu Uma?
Uma, dalam konteks masyarakat Mentawai, adalah istilah untuk rumah adat yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai pusat kehidupan sosial, budaya, dan spiritual bagi sebuah keluarga atau kelompok masyarakat. Uma dibangun dengan desain yang khas, dengan bentuk atap yang tinggi dan material utama yang terbuat dari kayu dan bambu, mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Namun, lebih dari sekadar bangunan fisik, Uma adalah simbol dari nilai-nilai yang mendalam dan merupakan jantung dari kehidupan masyarakat Mentawai.
Nilai-Nilai Uma dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Mentawai
Uma tidak hanya sekedar tempat berlindung dari cuaca, tetapi juga mencerminkan hubungan erat antara manusia, alam, dan roh leluhur. Uma menjadi ruang yang menyatukan keluarga besar dan memfasilitasi interaksi antara generasi tua dan muda. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan di Uma, baik itu memasak, berdiskusi, atau merayakan upacara adat, terjalinlah proses transmisi nilai-nilai budaya dan kebijaksanaan nenek moyang. Nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Mentawai adalah saling menghormati, gotong royong, dan menjaga keharmonisan dengan alam.
Di dalam Uma, hubungan kekeluargaan sangat ditekankan, dan prinsip kebersamaan dalam keluarga besar menjadi landasan utama dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, Uma juga berfungsi sebagai tempat pelaksanaan ritual-ritual adat yang menghubungkan manusia dengan dunia spiritual. Sebagai contoh, upacara adat seperti ritual adat yang biasa disebut lia euruk, lia pullaggajat, turuk laggai dan lainnya. setiap ritual ataupun lia ini sering dilakukan di Uma, yang juga mengajarkan nilai-nilai kedamaian dan penghormatan kepada leluhur dan alam sekitar.
Identitas Masyarakat Mentawai
Dalam pembahasan tentang identitas masyarakat Mentawai, merupakan pembahasan yang menarik karena sebagai orang Mentawai harus paham tentang identitas mereka sendiri. Identitas sebenarnya adalah sebuah perpaduan antara tradisi yang kuat, keterikatan spiritual dengan alam dan leluhur, serta hubungan sosial yang erat dalam komunitas. Semua ini tercermin dalam struktur sosial mereka, cara hidup mereka yang terhubung dengan alam, serta dalam nilai-nilai yang diajarkan dan dilestarikan melalui Uma dan upacara adat mereka. Identitas ini menjadi landasan yang penting dalam kehidupan masyarakat Mentawai dan berperan dalam memperkuat ketahanan budaya mereka di tengah arus perubahan zaman.
identitas masyarakat Mentawai pada Uma lebih dari sekadar rumah adat bagi masyarakat Mentawai, karena ia juga berfungsi sebagai identitas budaya yang memperlihatkan kekhasan etnis Mentawai yang tak terpisahkan dengan kehidupan alam sekitar. Keberadaan Uma menjadi penanda bahwa masyarakat Mentawai sangat menjaga hubungan harmonis dengan alam dan leluhur. Rumah adat ini menjadi simbol integritas budaya dan menunjukkan bahwa meskipun terpengaruh oleh modernitas, masyarakat Mentawai tetap mempertahankan tradisi dan identitas mereka.
Penting untuk dipahami bahwa dalam budaya Mentawai, setiap orang yang tinggal dalam satu Uma merupakan bagian dari sebuah kesatuan keluarga besar yang saling bergantung satu sama lain. Ikatan kekeluargaan ini menguatkan identitas mereka sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Dalam hal ini, Uma bukan hanya menjadi tempat tinggal, melainkan ruang hidup yang menegaskan siapa mereka dalam konteks budaya, spiritual, dan sosial.
Namun, di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, keberadaan Uma dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menghadapi tantangan. Modernisasi membawa perubahan yang signifikan, termasuk dalam cara hidup dan pola pikir masyarakat. Beberapa generasi muda kini lebih terbuka terhadap budaya luar, yang kadang kala mengancam kelestarian tradisi mereka. Maka dari itu, penting bagi masyarakat Mentawai untuk terus menjaga dan meneruskan tradisi Uma, baik melalui pendidikan budaya kepada generasi muda maupun melalui upaya pelestarian rumah adat yang menjadi simbol identitas mereka.
Nilai-nilai yang terkandung dalam konsep Uma sangat erat kaitannya dengan identitas masyarakat Mentawai, yang berfokus pada kebersamaan, keselarasan dengan alam, dan penghormatan terhadap leluhur. Uma bukan hanya sekedar tempat tinggal, tetapi juga menjadi pusat kehidupan sosial dan spiritual. Oleh karena itu, menjaga kelestarian Uma dan nilai-nilai budaya Mentawai sangat penting, tidak hanya untuk masyarakat Mentawai itu sendiri, tetapi juga sebagai warisan budaya yang harus dihormati dan dipelajari oleh generasi mendatang. Dalam menghadapi modernitas, menjaga keberlanjutan tradisi dan identitas ini menjadi tantangan yang memerlukan perhatian dan kerja keras bersama. Ayo generasi muda Mentawai kita kenali diri kita sebagai generasi muda yang memiliki identitas diri yang luar biasa dan budaya yang kaya jadilah generasi muda yang memiliki daya saing untuk menjadi orang orang yang akan menjadi pemimpin masa depan.