Opini  

MBG, Sarana Edukasi Perilaku Makan Bergizi

Oleh : Zuhrah Taufiqa - Doktoral Gizi-Dokter-Dosen FK UNP

GIZI merupakan salah satu aspek kunci bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan bangsa. Tahun ini, Hari Gizi Nasional (HGN) mengangkat tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat”.

Momentum ini menjadi saat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang bagi keluarga. Hal ini sekaligus menuntun masyarakat pada pemahaman bahwa pola makan yang sehat dan bergizi berperan penting dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang kuat, dan tangguh.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan di 26 Provinsi di Indonesia umumnya menyasar para siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), atau sederajat. Dii beberapa daerah juga mencakup anak-anak di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), ibu hamil, dan ibu menyusui. Program yang dilaksanakan Badan Gizi Nasional (BGN) ini dapat menjadi sarana pendidikan perilaku yang baik bagi masyarakat untuk lebih memahami tentang pola makan sehat.

Tidak hanya berfokus pada pemenuhan asupan gizi yang diharapkan berdampak terhadap perbaikan status gizi, program ini juga membina mereka untuk membuat pilihan makanan yang tepat dan bergizi untuk kebutuhan keluarga.

Suatu menu makanan yang lengkap mengandung beragam zat gizi secara seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat dapat diberikan melalui pangan seperti nasi, kentang, sagu, sebagai pilihan sumber energi. Ayam, telur, daging, ikan, menjadi sumber protein hewani pilihan sekaligus sumber zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia, sedangkan tahu, tempe, bisa menjadi sumber protein nabati untuk melengkapi kebutuhan tubuh akan asam amino.

Pengolahan dengan santan atau minyak, bisa melengkapi cita rasa disamping juga menambah nilai kalori dari sumber lemak yang terkandung di dalamnya. Sementara itu, asupan sayur dan buah yang beraneka ragam seperti jeruk, pisang, semangka, dan sebagainya semakin melengkapi kebutuhan akan vitamin mineral sebagai zat pengatur yang berperan penting untuk kesehatan dan serat untuk pencernaan.

Beragam menu yang disajikan tentunya tidak sama di semua daerah. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam menggalakkan pemanfaatan pangan lokal masing-masing daerah yang akan memudahkan akses dalam penyediaan, serta membantu efisiensi dana. Menu diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa atau pun ibu hamil dan menyusui. Hal ini tentu menjadi pertimbangan penting dalam upaya pemenuhan gizi mereka.

Beberapa contoh menu misalnya nasi 1 mangkuk 150 gram dengan nilai gizi energi 194 Kkal dan 3,99 gram protein, sumber zat gizi karbohidrat, ayam goreng tepung ukuran 1 potong 50 gram dengan nilai gizi energi 140 Kkal dan 4 gram protein hewani, perkedel tahu 2 potong 50 gram dengan nilai gizi energi 72 Kkal dan 46 gram protein nabati, serta sayur capcay 1 mangkuk 150 gram dengan nilai gizi 67 Kkal dan pisang 1 potong 50 gram dengan nilai gizi energi 105 Kkal, sebagai sumber vitamin dan mineral.

Harapannya, program MBG ini bisa membantu menuntun perubahan ke arah penerapan perilaku makan bergizi bagi keluarga. Melalui MBG, para siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan di keluarga untuk mampu memilih makanan bergizi dan terhindar dari jajanan yang tidak sehat.

Sementara itu, ibu hamil dan ibu menyusui juga bisa lebih memahami kebutuhan gizi yang tepat bagi dirinya, calon anaknya yang merupakan generasi penerus bangsa, dan seluruh anggota keluarga. Dengan demikian, mari senantiasa ingat, “pilih makanan bergizi untuk keluarga sehat”. (*)