Padang  

Masyarakat Harus Selektif Jangan Pasrah Menerima Siaran Televisi

JAKARTA-Ketua KPI Pusat Yuliandre Darwis menegaskan bahwa
masyarakat seharusnya tidak pasrah menerima siaran televisi. Masih banyaknya konten-konten siaran televisi yang kurang berkualitas dipandang dapat memberikan dampak negatif bagi penikmatnya.

“Tayangan yang edukatif dan informatif sudah seperti
terabaikan,” kata Yuliandre dalam kegiatan Literasi
Media Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di
Hotel Balirung Matraman, Jakarta (20/5).

Kegiatan Literasi Media yang diselenggarakan di 12
kota menjadi program prioritas KPI Pusat yang
bekerjasama dengan Komisi I DPR RI, akademisi, tokoh
masyarakat, Konstituen Dapil, LSM, Kelompok
Masyarakat Peduli Penyiaran di daerah, Lembaga
Penyiaran Lokal dan Jaringan dalam rangka
memberdayakan masyarakat agar bijak dalam
menggunakan media, khususnya media penyiaran. Di
Jakarta, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Mayjen TNI
(Purn) H. Asril Hamzah Tanjung dan Dekan FISIP UPN
“Veteran” Jakarta Dr.Drs. Anter Venus, MA,Comm turut
menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.

“Mengkonsumsi media itu diibaratkan layaknya kita
mengkonsumsi makanan. Ada makanan yang kita hindari,
ada yang kita konsumsi dalam takaran tertentu, dan
ada yang kita butuhkan. Artinya, dari sekian banyak
pilihan konten media, kita perlu selektif dalam
mengkonsumsinya,” jelas Yuliandre.

Melihat fenomena yang terjadi, masyarakaat hanya menelan bulat-bulat konten penyiaran yang ada pada saat ini. “Apa yang disiarkan media sering diterima apa adanya sebagai sebuah kebenaran,” tambahnya.

Kencangnya arus media memberikan asupan kepada
masyarakat, harus diseimbangkan dengan literasi
media untuk menambah kemampuan dan pengetahuan
masyarakat untuk bermedia. Masih rendahnya kemampuan
masyarakat untuk bersikap selektif dalam memilah
informasi yang diterima juga menjadi alasan Literasi
Media kepada masyarakat sangat dibutuhkan.

“Terlebih saat ini, kita sudah memasuki tahun
pilkada, adanya kegiatan literasi media sangat
penting agar masyarakat lebih melek media dan tidak
termakan berita-berita provokatif, mempunyai peluang
memecah belah bangsa, dan hoax,” jelas Yuliandre.

Masyarakat sudah seharusnya lebih kritis dalam
mencari kebenaran informasi. Perpecahan karena hoax
harus ditangkal sedini mungkin. “Media adalah hal
yang baik kepentingan kita semua, tapi negatifnya
juga perlu kita perhatikan,” tambah Yuliandre.

Mayjen TNI (Purn) Asril Tanjung menambahkan, “KPI
adalah lembaga negara indeenden yang mengatur dan
mengawasi siaran televisi. Kita harus mendukung KPI
agar siaran kita sesuai dengan harapan masyarakat.
Kita dukung agar siaran sesuai dengan pedoman
perilaku penyiaran dan standar program siaran
(P3SPS).”

Anter Venus membenarkan, “pikiran kita salah satunya
dipengaruhi oleh TV. Bagaimana kita dapat
berperilaku dengan baik salah satunya dipegaruhi
oleh penyiaran,” tambahnya. (*)