Masa Bermain Anak Sekali Seumur Hidup, Jangan “Rampas” Hak Mereka

Yunisma

Wartawati Topsatu.com

Kami adalah pasangan suami istri dengan profesi yang sama. Sama-sama menekuni dunia jurnalistik. Saya di media cetak sedangkan suami di media elektronik.

Sebagai pasangan yang bergelut dengan kecepatan waktu pastinya, tak banyak waktu untuk mengajak anak-anak bermain. Sabtu- Minggu atau pun hari libur lainnya, sering kali terpakai untuk kegiatan liputan. Atas kondisi itu,
anak-anak yang mulai tumbuh besar protes berkali-kali. “Ayah dan bunda sibuk kerja terus. Tidak ada waktu bermain untuk kami,” kata putra pertama kami Muhammad Fadlan.

Kurangnya waktu bermain dengan anak-anak membuat mereka mencari cara lain untuk mendapatkan perhatian orangtuanya. Sayangnya cara tersebut bernuansa negatif. Ada-ada saja yang mereka lakukan. Mulai dari hal-hal membahayakan diri sendiri atau pun orang lain. Anak kami yang pertama sering usil pada adik-adiknya, hingga bisa menyebakan risiko yang cukup besar, baik bagi dirinya maupun orang lain.

Tak mau ambil risiko, saya dan suami mulai mengatur strategi. Meluangkan waktu untuk anak-anak memang solusi terbaik untuk anak-anak, sebab dengan bermain mereka bisa mengekspresikan diri, ekplorasi sesuatu yang baru, berkreasi dan banyak hal positif lainnya. Butuh waktu lama mengembalikan prilakukan yang di luar kebiasaan. Itu karena kurangnya perhatian kami selaku orangtua.

Ada pun lokasi bermain yang sering kami kunjungi di antaranya, Taman Raya Bung Hatta. Di sana, kami membawa anak-anak kemping. Saat kemping ada kerja sama yang terlihat antara anak-anak. Mereka saling bantu. Kami juga mengajak anak-anak bermain bola, petak umpet dan permainan lainnya, di kawasan taman nan begitu luas ditambah dengan udara pengunungan yang sejuk. Pastinya menambah kenyamanan bermain anak-anak.

Sebagaimana dikutip dari bidan.com, bermain bagi anak-anak dapat memacu ide dan menggunakan kemampuan berkhayal, juga kreativitas dengan membantu perkembangan kognitif dan memberikan kontribusi pada perkembangan intelegen anak. Dengan bermain maka dapat dijadikan kegiatan yang spontan dan dapat memberikan pembelajaran tanpa anak merasa terbebani. Bermain memiliki sifat positif bagi anak, berikut adalah manfaat permainan anak-anak :

1. Pada aspek tubuh anak memiliki fisik yang terlatih karena gerakan tubuh anak yang sehat dan otot yang menjadi kuat.

2. Sedangkan manfaat untuk aspek motorik halus dan kasar anak akan menciptakan gerakan dan kordinasi mata, tangan dan kaki yang baik.

3. Bagi perkembangan aspek motorik kasar dan halus maka permainan dapat menjadi salah satu untuk melepas ketegangan di dalam diri anak dan membuat perasaan dorongan yang membuat perasaan tenang pada anak.

4. Anak mampu memahami diri sendiri dengan menentukan pilihan yang sedang anak mainkan maka anak belajar memilih di mana dan dengan siapa bermain. Dengan terbentuk gambaran dan membuat anak mampu mengendalikan diri. Misalnya dengan permainan yang dapat mengatur atau mewarnai dalam ragam bentuk yang berbeda.