Ragam  

Malam nan Jelita di Pelataran Wowo

Khairul Jasmi

//Terus melangkah melupakanmu
Lelah hati perhatikan sikapmu
Jalan pikiranmu buatku ragu
Tak mungkin ini tetap bertahan//

Ariel Noah menemani anak-anak muda memulai waktu pada malam nan jelita di pelataran Wowo, Padang, Kamis (19/4).
Duo gadis berhijab duduk pada kursi plastik warna biru tua, saya di belakangnya pada kursi oranye dengan ditemani teh talua. Pada meja lain di bawah payung warna semarak, empat pria muda asyik dengan gawainya.

Di depan kami Jalan Veteran membentang dengan mobil-mobil ber cc rendah lalulalang. Juga motor dengan kasih dipadu di atasnya.

Inilah Padang, kota dengan aneka apa saja. Kuliner, kisah juga perangai. Yang masjidnya penuh yang semua rumah makan dan kafe sesak saat berbuka.

Buka puasa adalah perayaan sekaligus pemandangan warga Padang berada di luar rumah. Sebagian saja.
Di sebelah pataran, mobil dan motor antre mengisi BBM, silih berganti pula. Sedemikian dinamisnya bertolak belakang dengan baliho walikota yang berdiri statis. Saking dinamisnya kendaraan diparkir di trotoar karena lahan yang sempit.

Kota dengan penduduk sekitar sejuta jiwa, yang punya wakil walikota tapi belum dilantik itu, terbesar di Pantai Barat Sumatera. Di sini, di Jalan Veteran ini, lampu jalan mencigap di balik dedaunan pohon-pohon rindang. Yang satu dua pokoknya masih jadi tempat menumpuk sampah.

Saya hampir menghabiskan teh talua, tapi ingin lebih lama di sini. Ariel Noah sudah pergi, sekarang terdengar lagu religi. Anak-anak muda itu masih betah.
“Yuk bubar wak lai,” kata Widya Navis wapemred Singgalang
“Lah malam,” tambah Alif dari Covesia.

Malam sempurna sudah. Langit jernih tak berbintang. Jangan-jangan Laitatul Qadar. (*)