Makan Bajamba Ramaikan Festival Pamalayu

Makan bajamba Bupati dharmasraya Sutan Riska, Rojo Koto besar didampingi Kapolda Sumbar Irjen Fakhrizal  bersama dengan para raja dan penghulu dari barbagai suku, monti, dubalang, malin, bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang  di lokasi candi Pulau Sawah  pada helat festival Pamalayu pada Senin (23/9). (Fery Piliang)

PULAU PUNJUNG – Duduk baselo, makan bajamba, cepak cepong kulek para raja itu sembari menikmati hidangan masakan Bundo kanduang yakni gulai kerbau putih yang disembelih di tengah helat Festival Pamalayu di Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung, Dharmasraya, Senin (23/9).

Benar benar dirasakan kenikmatan oleh pemangku adat makan bersama Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Rajo Koto Besar , Wabup Amrizal.Dt.Rajo Medan , Abdul Haris Tuanku Sati Rajo Pulau Punjung, Sutan Alif Rajo Padang Laweh, Sutan Hendri Rajo Siguntur, Firman Tanameh Daulat Rajo Jambu Lipo dari Sijunjung.

Kemudian disusul oleh Rajo Sungai Kambut Puti Bulian dari suku Melayu. Mereka duduk brsama di bawah tenda yang terbuat dari kayu beratapkan plastik putih. Lantai tanah beralaskan tikar pandam. Begitu benarlah para raja dan penghulu yang sertai ninik mamak, bundo kandung itu makan bersama.

Tak kalah uniknya, pakaian kebesaran yang dikenakan para raja itu, mengingatkan pada pakaian para raja terdahulu. Pakaian ini, bermotifkan bunga. Pecinya mengerucut ke atas melambangkan rumah gonjong Minangkabau yang dihiasi pernak pernik ukiran mengkilat. Sepatunya, bewarna hitam pekat, agak sedikit terkena debu.

Pohon kayu yang rindang. Menutupi tenda, suasana ini terlihat sejuk dan nyaman. Sementara, gemercikan suara air Batang Hari mengalir yang berhulu sampai ke negeri Jambi.

“Dari sinilah peradaban Dharmasraya ini dimulai, jalur rempah dan diplomasi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat dibicarakan di sini,” ucap Sutan Riska. Bukan berarti kembali ke zaman itu, apakah soal cara hidup ataupun keyakinan yang dianut pada masa itu.

“Tapi kita diambil hal positifnya, sebagai generasi penerus kita mesti memahami latar belakang dan sejarah peradaban nenek moyang tempoe doeloe,” imbuh Bupati Dharmasraya ini.

Ungkapan sang raja itu, diaminkan Firman Tanameh Daulat Rajo Jambu Lipo dari Lansek Manih negeri Sijunjung.

Kapolda Irjen polisi Fakhrizal Ny Ade Fakhrizal tak dapat menyembunyikan rasa haru dan bahagia.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang diusung bupati muda ini, mengenang sejarah dengan mengemas dalam bentuk sebuah festival dengan melibatkan semua unsur. Mantap.” ucap Kapolda.

Senada dengan Kapolda, Ridwan Syarif yang sehari harinya berkantor di Baznas juga tak dapat menyembunyikan rasa salutnya kepada Sutan Riska.

“Seluruh masyarakat Dharmasraya tumpah ruah di lokasi Candi Pulau Sawah dan sepanjang aliran sungai Batang hari untuk melihat dari dekat,” katanya, ketika berpapasan dengan awak media ini, menuju panggung festival. (fery piliang)