Lulusan SMK Sumbang Angka Terbesar Tekan Angka Pengangguran

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, meninjau salah satu labor di SMAK Padang. Dia didampingi Kepala SMAK Padang, Drs. Nasir. Ist

PADANG – Lulusan sekolah vokasi di bidang SMK di Indonesia menyumbang angka terbesar dalam menekan angka pengangguran. Itu dibuktikan dengan banyaknya lulusan SMK yang diterima di dunia kerja.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, mengatakan 95 persen lulusan vokasi di Indonesia diterima di perindustian. Ini karena lulusan sekolah vokasi benar-benar disiapkan menjadi SDM yang trampil dalam dunia industri.

“Lulusan sekolah vokasi punya skill yang tak diragukan. Mereka juga punya sertifikasi, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka siap dengan ilmu yang telah didapat selama sekolah,” terangnya saat berkunjung ke Sekolah Menengah Analisis Kimia (SMAK) Padang di Limau Manis, Kecamatan Pauh Padang, kemarin.

Dikatakannya, SMAK Padang adalah salah satu sekolah vokasi yang berada di bawah pengawasan langsung Kementerian Perindustrian RI. Sekolah itu sekolah terbaik yang ada di Indonesia. Lulusannya selalu ditunggu dunia perindustrian karena memiliki skill mempuni dan berkompeten.

Di SMK SMAK Padang terdapat sejumlah labor yang digunakan sebagai tempat praktik siswa. Labor-labor itu berisi beragama peralatan canggih dan meodern. Dengan alat-alat itu siswa melakukan berbagai penelitian. Seperti labor Labor instrumen untuk mengukur para meter tanah, apakah tanah tersebut subur atau tidak. Labor mikrobiologi, untuk mengukur pencemaran mikroba dimakan dan minuman dan labor lainnya.

“Peralatan dan perlengkapan di SMK SMAK Padang sudah bagus dan lengkap. Meski demikian semuanya perlu diupgrade. Sebab sekolah vokasi membutuhkan peralatan yang lebih baik untuk pengembangan keterampilan siswa dalam belajar, hingga terus mampu bersaing ketika masuk dunia kerja.

Saat ini, pembelajaran di SMAK Padang sudah berlangsung secara tatap muka. Proses PBM berlangsung sesuai protokol kesehatan.

“Selain meninjau labor-labor dan peralatan belajar, kami diminta Pak Menteri juga memantau proses belajar yang menerapkan protokol kesehatan. Alhamdulillah SMAK Padang sudah menjalankan prokes dengan baik dan benar,” terang Febrin, didampingi

Kepala SMK SMAK Padang Drs.Nasir. menjelaskan sekolah yang dia pimpin saat ini terus melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran, guna menyiapkan lulusan yang trampil dan handal.

“Saat ini jumlah siswa kami sebanyak 1010 orang dengan empat angkatan. Beberapa waktu lalu siswa kami baru saja diwisuda sebanyak 240 orang. Para lulusan kami sudah diminta dunia kerja sebelum lulus, sebab mereka sudah siap terjun di dunia kerja,” terangnya.

Nasir berharap, SMAK Padang bisa memiliki teaching factory dua lantai. Teaching factory adalah suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis industri/bisnis yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di dunia industri/bisnis dilaksanakan dalam suasana nyata.

“Kalau ada teaching vactory siswa bisa praktik seperti bekerja dengan suasana sama dengan di industri,” terang Nasir. (107)