Lima Kandidat “Berebut” Kursi Sekda Tanah Datar

BATUSANGKAR-Posisi Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Datar diperebutkan lima kandidat. Tiga putra daerah ditantang dua kandidat luar Luak Nan Tuo.
Kelima kandidat orang nomor satu di kalangan birokrat di Tanah Datar itu terdiri dari 4 (empat) orang berasal dari STPDN dan 1 (satu) orang dari ASN non STPDN.
Adapun calon sekda Tanah Datar yang ke lima tersebut adalah Alfian Jamrah, Suhermen, Muklis, Irwandi dan Marwan. Calon yang berasal dari putra daerah Tanah Datar adalah Muklis, Irwandi dan Marwan. Sementara yang berasal dari luar Tanah Daratar adalah Alfian Jamrah dan Suharmen.
Salah satu calon, Marwan yang saat ini Kadis Koperindag Kabupaten Tanah Datar menyatakan siap bersaing dengan empat kandidat lainnya.
Marwan yang mulai berkarir PNS tahun 1985, benar-benar mulai dari level terbawah. Tugas pertama adalah petugas jaga malam dan petugas kebersihan di Samsat Batusangkar.
“Dan akhirnya dengan modal Ijazah SMEA saya diusulkan untuk ikut ujian PNS tahun 1985 dan lulus dengan pangkat pertama II/a,” kata Marwan, Minggu (30/6).
Selama 5 tahun di Samsat, dia pindah ke kantor bupati menjadi staf humas sampai dapat jabatan eselon 5 waktu itu. Sampai saat ini sudah mutasi pada beberapa jabatan struktural hampir di seluruh OPD dan bagian pada Sekretariat Daerah.
“Sudah 12 OPD yang menjadi tempat berkarier baik eselon 4, 3 maupun eselon 2, sampai saat ini. Bagi saya kerja ikhlas dan sungguh-sungguh adalah modal kerja utama. Dimanapun kita ditempatkan pimpinan tidak memantang dan siap bekerja keras dan sungguh itulah modal saya bekerja,” ujarnya.
Dia mengaku yang menjadi motor inspirasinya adalah mantan Bupati Ikasuma Hamid yang menyuruhnya untuk kuliah agar bisa mendapatkan jabatan.
“Kata beliau membuat saya terpicu untuk kuliah sampai mendapatkan S1 di UMMY Batusangkar. Sampai saat ini menjadi modal bagi saya untuk tetap menambah pengalaman dan banyak membaca,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan kalau seandainya terpilih sebagai Sekda Tanah Datar, dia akan menerapkan silaturahmi antar pegawai. “Setiap sesudah apel kita harus besalaman supaya antara kita tidak ada rasa permusuhan. Selanjutnya usahakan para pegawai Shalat Sunat Dhuha. Kalau dapat kita semua pagi mau kerja berwudhu jadi kita bekerja dalam keadaan suci. Kalau sudah suci apapun yang akan kita lakukan akan diridhoi oleh Allah dan akan dijauhkan dari yang namanya korupsi, katanya lagi,” katanya.
Selanjutnya dia juga mengaku akan usahakan lakukan apel di setiap dinas. “Jadi seorang pimpinan itu apa salahnya kita datangi dinas untuk apel pagi. Jangan kita hanya apel di kantor bupati saja, kita harus lakukan pendekatan kepada para pegawai di lingkungan pemda Tanah Datar,” ujarnya.
Selain itu, sebagai pimpinan harus dekat dengan wartawan. “Karena apapun kegiatan kita tanpa dibantu oleh wartawan tidak akan diketahui orang,” pungkasnya.(105)