Lelahnya Bayar Pajak

“Bapak bayar di loket BRI setelah itu sini lagi,” kata petugas yang kelihatan sabar memberikan layananan.

Ternyata informasi BBN gratis sampai tanggal 15 Desember itu tak ada lagi, saya bayar juga ketika daftar sebanyak Rp250 ribu. “Nanti waktu BPKB selesai bapak bayar Rp350 ribu,” kata orang bank itu.

Setelah berkas saya yang dilampiri kwitansi saya serahkan, petugas informasikan bahwa PBKB saya selesai tanggal 29 Desember.

Hari pukul 14.10 Wib, termenung saya diatas mobil. Saya tak anti pajak tak benci belasting, tapi yang saya tak suka terlalu banyak birokasi ini. Kita harus antri panjang, berkas berkas lengkap dan pakai pengesahan cek fisik pula. Kenapa tidak disederhanakan saja urusannya?

Mengapa tidak dibuatkan aplikasinya bentuk anak anak sekolah belajar daring atau mahasiswa kuliah dan ujian semester sampai wisuda online?

Pelajar dan mahasiswa bisa bayar online. Ini cek fisik pakai pituluik juga, sedangkan suhu badan sekarang bisa di cek dengan senter?

Saya harap untuk urusan bayar pajak ini, pemerintah sewajarnya menghormati pembayar pajak, bukan nya menghinakan dengan urusan urusan yang melelahkan. (M.Khudri)