Lebaran Tanpa Mudik, Trafik Data XL Axiata Naik 35 Persen

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa (kiri) bersama dengan Project Director Manage Service Huawei untuk XL Axiata, Manase Ginting (kanan) melakukan kunjungan ke pusat monitoring Customer Experience & Service Operation Center XL Axiata di Jakarta untuk memastikan kesiapan kondisi jaringan XL Axiata malam Idul Fitri 2021. Ist

Lebaran Tanpa Mudik
Trafik Data XL Axiata Naik 35%

JAKARTA – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) mencatat trafik penggunaan layanannya meningkat selama memasuki periode bulan suci Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Customer Experience & Service Operation Center yang berada di XL Axiata Tower, Jakarta, mencatat terjadinya kenaikan trafik layanan data sebesar 35% dibandingkan periode Lebaran tahun sebelumnya, dan 15% dibandingkan hari-hari biasa (normal) sebelum Ramadan.

Trafik pemakaian layanan data wilayah Sumatera Bagian Utara secara rata-rata meningkat sebesar 12% dibandingkan hari biasa atau 24% dibandingkan periode Lebaran tahun sebelumnya.

Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa mengatakan, pola konsumsi masyarakat atas layanan telekomunikasi dan data selama periode liburan Idul Fitri tahun ini kembali dipengaruhi oleh adanya larangan mudik dan berbagai pembatasan mobilitas di tingkat lokal.

Eforia masyarakat dalam merayakan Lebaran dan mengisi liburan dengan melakukan perjalanan wisata juga tidak terlalu besar. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat kenaikan trafik yang masih tidak setinggi saat masa sebelum pandemi dan mudik lebaran masih belum dilarang.

“Kami bersyukur bisa melayani kebutuhan masyarakat untuk merayakan Lebaran tahun ini dengan lancar, hampir tanpa ada gangguan yang berarti,” katanya.

Gede menambahkan, pola penggunaan berbagai jenis layanan data oleh pelanggan XL Axiata selama libur Lebaran ini bisa menggambarkan semakin maksimalnya masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan sarana digital untuk berbagai keperluan sehari-hari. Selama periode Ramadan dan Lebaran, trafik layanan didominasi oleh streaming yang mencapai 85%, disusul oleh social network sebesar 8%. Pada layanan streaming ini, sejumlah aplikasi mengalami kenaikan trafik pemakaian yang signifikan, seperti layanan berbasis gim mengalami kenaikan trafik rata-rata hingga 142%, Netflik naik 50%, YouTube 13% dan Spotify naik 9%.

Untuk layanan Instant Messenger, trafik pemakaian layanan WhataApp meningkat 21%. Sementara itu, pada layanan social network, trafik Twitter naik 16%. Layanan lainnya juga mengalami kenaikan trafik, antara lain belanja online melalui e-commerce meningkat hingga 65%, sedangkan web browsing naik 15%. Untuk layanan video conference Zoom, meskipun sepertinya juga mulai dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bersilaturahmi, namun karena ada libur sekolah dan cuti karyawan maka trafik pemakaiannya relative stagnan cenderung menurun. Untuk layanan peta atau penunjuk rute jalan seperti Google Map dan Waze juga tidak terlalu banyak diakses karena adanya kebijakan larangan mudik.

Dilihat dari wilayah kenaikan trafik layanan secara nasional selama Ramadan dan Lebaran dibandingkan trafik hari biasa sebelumnya, berturut-turut terjadi di Jawa Tengah dengan kenaikan sebesar 12%, Jawa Timur 10%, dan Jawa Barat 7%. Di luar Jawa, trafik pemakaian layanan di wilayah Sumatera Bagian Utara secara rata-rata naik sebesar 5%, Sumatera Bagian Selatan 8%, Kalimantan 3%, Sulawesi 10%, Bali-Lombok-Sumbawa 2%. Sementara itu dilihat dari area kota/kabupaten, secara nasional, tiga kota/kabupaten dengan kenaikan trafik tertinggi adalah Sampang 44%, Bangkalan 40%, dan Brebes 28%.

Khusus di wilayah Sumatera Bagian Utara, trafik tertinggi terjadi di sejumlah lokasi di Sumatera Utara, berturut-turut di Langkat yang naik 29%, Serdang Bedagai 26%, Simalungun 17%, dan Deli Serdang naik 12%.

“Seperti tahun lalu di mana larangan mudik dan pembatasan pergerakan masyarakat sudah diberlakukan, kenaikan trafik kembali terjadi di area pemukiman. Kenaikan trafik rata-rata secara nasional di area pemukiman/perumahan tersebut mencapai sekitar 6%. Kenaikan trafik tertinggi terjadi di perumahan-perumahan di wilayah Jakarta Barat yang mencapai 25%, Jakarta Utara sebesar 22% serta Bogor sebedar 16%”, sambung Gede.