Kurang Transparan Soal Data Covid-19, Pemkab Limapuluh Kota Simpan “Bom Waktu”

Ilustrasi. (*)

SARILAMAK – Masih belum adanya kasus positif di Limapuluh Kota, membuat sejumlah elemen masyarakat bertanya-tanya. Ada kesan pemerintah daerah tidak transparan terhadap pengelolaan data itu. Sehingga ditenggarai akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Aktivis Masyarakat Sipil dan Anak Nagari Luak Limopuluah Muhammad Bayu Vesky, mendesak agar pemkab Limapuluh Kota melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dapat bersikap terbuka dan transparan dalam memberikan informasi publik. Desakan tersebut disebabkan adanya informasi pers dari Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, Andani Eka Putra dalam wawancara vidcon bersama wartawan, Rabu (6/5) .

Dalam vidcon itu, Andani menyebut, jika Pemkab Limapuluh Kota menjadi salah satu daerah di Sumbar yang tidak mengirim sampel spesimen warga ODP untuk dilakukan pemeriksaan poo. Padahal, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, melalui media sudah berkali-kali mengklaim, jika daerah Luak Nan Bungsu masih zero kasus Corona.

“Jangan main-main dengan penanganan virus corona. Ini Menyangkut kesehatan masyarakat banyak,” ujar Bayu, Jumat (8/5).

Dirinya mempertanyakan alasan serta penyebab belum dikirimnya 100 sampel spesimen yang diminta Pemprov Sumbar. Ia memastikan, akan mendukung penuh semangat bupati utk zero Covid 19 di Limapuluh Kota. “Tapi kami tidak akan membiarkan terjadinya ketidaktransparansian, yang berakibat adanya indikasi menutup-nutupi informasi. Menjadi tidak lucu, sampel tak dikirim, lalu kita teriak-teriak zero,” tegas Bayu.

Untuk itu, dia juga meminta agar bupati mengevaluasi kinerja Humas Pemkab. Karena, sampai kini belum ada inisiatif bagian humas untuk melakukan teleconfrence terkait pemberian keterangan secara resmi ke publik.

Sementara itu, Ketua DPRD Limapuluh Kota Deni Asra mendukung kebijakan provinsi melakukan pool test, sebagai pedoman langkah kebijakan penanganan Covid-19 di daerah.

Dia juga menyorot, lambannya Tim Gugus Tugas membuat kebijakan serta mengambil langkah-langkah penanganan. Salah satunya, adanya keterlambatan pengiriman sampel untuk pool test, yang sifatnya sangat mendesak.(bule)