Padang  

Kuliah POS, Mahasiswa Prodi Sejarah Kenang PDRI, Tan Malaka dan Peristiwa Titian Dalam di 50 Kota

PADANG,-Salah satu mata kuliah di Prodi Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat (Upgrisba) POS (Pengenalan Objek Sejarah). Mata kuliah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan sejarah, mengembangkan kesadaran akan pentingnya warisan sejarah dan meningkatkan kemampuan analisis dan kritis dan juga membantu memahami konteks historis.

Kegiatan yang dipilih adalah meninjau peninggalan PDRI, Sejarah Tan Malaka dan Titian Dalam di kabupaten 50 Kota.
Mahasiswa dan dosen berangkat berjumlah 45 orang Sabtu (11/1) kemaren. Kunjungan pertama POS adalah ke Museum PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) terletak di Koto Tinggi, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat adalah untuk mengenang dan melestarikan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tahun 1948-1949.
Di Museum ini menampilkan berbagai koleksi, seperti:
1. Dokumen-dokumen sejarah PDRI.
2. Foto-foto dan lukisan para pejuang.
3. Benda-benda peninggalan perjuangan (senjata, pakaian, dll.).
4. Diorama peristiwa-peristiwa penting.
5. Ruang audiovisual untuk pemutaran film dokumenter.
Museum PDRI menjadi destinasi penting bagi mereka yang ingin mempelajari sejarah Indonesia dan menghargai perjuangan para pahlawan. Selanjutnya perjalanan POS ini menuju Rumah Tan Malaka. Rumah Tan Malaka adalah museum dan situs sejarah yang terletak di Pandan Gading, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Rumah ini merupakan tempat persembunyian dan markas Tan Malaka, salah satu tokoh perjuang kemerdekaan Indonesia, selama Perang Kemerdekaan Indonesia.
Rumah ini memiliki koleksi:
1. Dokumen-dokumen asli Tan Malaka.
2. Foto-foto dan lukisan.
3. Benda-benda peninggalan perjuangan.
4. Perpustakaan dengan buku-buku sejarah.
5. Ruang audiovisual.
Selanjutnya masiswa POS diajak mengenang peristiwa titian Dalam. semua mahasiswa yang berjumlah 37 orang pada peristiwa ini wafat sebanyak 9 orang syuhada ditembak mati oleh Belanda. Peristiwa Titian Dalam merupakan peristiwa heroik yang terjadi pada 10 Januari 1949 di Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pada saat itu, sembilan pejuang Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai 9 Syuhada, gugur dalam pertempuran melawan pasukan Belanda yang berusaha merusak jembatan Titian Dalam agar pasukan Belanda tidak bisa masuk ke Koto Tinggi, tempat para pimpinan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) berada.
Mereka yang gugur dalam peristiwa tersebut adalah:
1. Syarif MP: Pejuang yang berhasil membunuh seorang tentara Belanda dengan kampaknya.
2. Engku Kayo Zakaria
3. Dirin
4. Nuin
5. Radian
6. Manus
7. Nyik Ali
8. Abas
9. Mak Dirin
Peristiwa ini diingat sebagai momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun, pada tanggal 10 Januari, dilakukan upacara peringatan untuk menghormati jasa dan pengorbanan para syuhada tersebut. Pada Waktu kunjungan ini bus yang membawa mahasiswa berpapasan dengan rombongan yang akan memperingati peristiwa titian dalam. Semua mereka memakai pakaian seragam seperti pemuda Pancasila. Demikinlah perjalanan POS mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah banyak ilmu yang mereka dapatkan banyak hal yang mereka lihat dan pelajari dari sosok seorang Tan Malaka yang berjuang tanpa balas jasa. (Zulfa)