Kualitas Udara di Payakumbuh Berkurang, Warga Diminta Pakai Masker

Dinas Lingkungan Hidup Kota Payakumbuh bekerjasama dengan Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang BMKG, usai melakukan kegiatan sampling kualitas udara dan paralel peralatan EPAM 5.000 di Payakumbuh, Kamis (29/8) lalu. (bule)

PAYAKUMBUH – Jarak pandang di Payakumbuh akibat kabut asap diperkirakan hanya sekitar 800 meter saja. Hal itu disebabkan asap akiba kebakaran hutan yang terjadi di Riau dan Jambi sudah mulai masuk dalam beberapa hari belakangan. Akibatnya, kualitas udara di kota itu menjadi tidak sehat.

Kadis Lingkungan Hidup (DLH) Payakumbuh Dafrul Pasi, Kamis (12/9), mengatakan, dari laporan kegiatan sampling kualitas udara dan paralel peralatan EPAM 5.000 di Payakumbuh, yang dilaksanakan atas kerjasama DLH Payakumbuh dengan Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang BMKG, menyiratkan hal itu.

“Dalam laporan hasil kualitas udara yang diterima Pemko Payakumbuh dari Stasiun GAW Kototabang BMKG dinyatakan bahwa kualitas udara Payakumbuh pada waktu pengukuran berada pada kondisi baik dengan indeks 25.0 pada pagi hari dan kualitas sedang dengan indeks 23.0 pada malam hari. Adanya variasi konsentrasi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya profil lokasi, pola aktivitas dan waktu pengukuran dilakukan,” ujarnya.

Menurut Dafrul, dari laporan yang diberikan itu, Kepala Stasiun GAW Kototabang Wandayantolis, menyampaikan, tujuan dilakukannya pemantauan adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pemantauan kualitas udara. Terlebih lagi bagi wilayah-wilayah yang terkena dampak dari kebakaran hutan, lahan dan kabut asap.

Sementara Walikota Riza Falepi, mengatakan, Pemko Payakumbuh juga telah mengeluarkan edaran tentang waspada terhadap kabut asap ini.

“Kurangi aktivitas bakar-membakar. Kurangi aktivitas luar ruangan, kalau perlu pakai masker,” pesan Riza. (bule)