Korban Berjatuhan di Jalan SMA Akabiluru

Limapuluh Kota – Sudah tiga kali pula pertukaran kepala daerah, namun jalan ke SMAN 1 Akabiluru belum juga dipelokan. Masih seperti-seperti itu juga. Bahkan sudah hampir setiap hari jalan itu makan korban. Gurulah yang jatuh. Besoknya murid juga ikut jatuh, karena jalan yang tidak sanere itu.

Sudah banyak pula suara-suara dari masyarakat untuk perbaikan jalan itu. Entah apa masalahnya, sehingga belum juga di dengarkan. Entah kepala daerah yang kurang tanggap, entah kepala dinasnya yang tidak mau mendengarkan kepala daerah. Apalagi disaat keuangan daerah di Limapuluh Kota tengah bermasalah. Apakah suara masyarakat untuk perbaikan jalan itu masih di dengar oleh pihak terkait? Entahlah.

Pagi itu, kembali seorang siswa terjatuh di jalan menuju sekolahnya, SMAN 1 Akabiluru. Siswa yang seharusnya akan belajar, tidak bisa masuk sekolah untuk belajar, karena sudah kelukuran dan pakaiannya kotor. Terpaksalah siswa itu pulang lagi kerumahnya untuk ber urut dan mengganti pakaian.

Selain itu, untuk sukses dan berhasilnya kegiatan belajar mengajar di satu sekolah, tentunya tidak hanya ditunjang oleh faktor infrastruktur fisik bangun sekolah, sarana dan prasarana serta tenaga pendidik serta pengetahuan anak didik saja. Namun lebih jauh dari itu, sarana pendukung seperti tersedianya infrastruktur jalan yang baik dan memadai, juga menjadi penentu atas sukses dan berhasilnya kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Namun hal itu tidak tercermin dari SMAN 1 Akabiluru itu. Karena kondisi jalan menuju sekolah itu sudah sangat memprihatinkan. Dan ini mendandakan tidak baiknya sarana pendukung infrastruktur menuju sekolah itu. Mungkin keadaan itu bisa diartikan kurang mampunya kepala daerah dalam memantau sejumlah infrastruktur daerah. Atau memang kepala daerah tidak memiliki perhatian lagi untuk mengurus daerah ini.

Kondisi jalan menuju sekolah tersebut sungguh sangat memprihatinkan. Terletak pada kawasan agak terpencil, sekitar 1 kilometer dari jalan raya Bukittinggi-Payakumbuh, tepatnya di kawasan Piladang, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluh Kota. Saat ini kondisi jalan menuju sekolah sudah sangat rusak. Karena aspalnya sudah mulai menggelupas dan dipenuhi lobang-lobang.

Padahal jalan lapisan penetrasi (lapen) menuju sekolah tersebut tidak hanya dimanfaatkan sekitar 506 orang murid, puluhan tenaga pengajar dan pegawai yang bertugas di SMAN 1 Kecamatan Akabiluru itu saja. Namun juga sebagai jalan utama bagi masyarakat. Tentunya keberadaan jalan tersebut menjadi urat nadi sekaligus sebagai sarana penunjang ekonomi masyarakat setempat. Karena penduduk yang bermukim di perkampungan kawasan SMAN 1 Kecamatan Akabiluru tersebut mayoritas hidup sebagai pelaku usaha industri rumah tangga kerupuk ubi.

Tokoh masyarakat Akabiluru Saiful Hadi Dt. Bagindo Bosa Nan Kayo, kepada Singgalang, Senin (20/3), mengatakan, dirinya sangat prihatin atas kondisi jalan itu. Menurutnya, seharusnya Pemkab Limapuluh Kota segera mencarikan jalan keluar agar jalan yang dibutuhkan masyarakat dan pihak sekolah itu bisa diperbaiki.

“Jika jalan ini diperbaiki tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat dan siswa. Kalau pemerintah daerah tidak mampu, tentu anggota dewan bisa juga memperbaiki melalui dana pokir yang mereka miliki. Ada amggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dan ada juga anggota DPRD Provinsi Sumbar dapil Payakumbuh-Limapuluh Kota. Kita tentu sangat prihati sekali dengan keberadaan jalan yang selalu makan korban hampir setiap hari itu. Apalagi kalau musim hujan, tentu akan sangat berbahaya sekali bagi penggunanya,” ujar Dt. Bagindo Bosa na Kayo ini.

Tokoh masyarakat Limapuluh Kota yang lain Ferizal Ridwan, ketika di hubungi, juga menyayangkan kondisi itu. Menurutnya, kondisi jalan di SMAN 1 Akabiluru itu, mestinya menjadi prioritas untuk segera di perbaiki. “Kita mendengar persoalan jalan ini sudah berlarut-larut. Sudah banyak permintaan masyarakat dan pihak sekolah terkait perbaikan jalan ini, namun tidak pernah berhasil. Ini bentuk ketidak mampuan kepala daerah dalam memenej roda pemerintahan. Seharusnya kalau kepala daerah mapu, hal ini tidak perlu terjadi,” ucapnya.

Sementara itu, hal senada dengan pernyataan itu juga disampaikan Kepala Sekolah SMAN 1 Kecamatan Akabiluru, Lisa Lazwardi. Kepada wartawan, ketika diminta komentarnya terkait tidak baiknya infrastruktur jalan menuju SMAN 1 Kecamatan Akabiluru mengaku sudah lama risau. “Badan jalan yang aspalnya sudah mengelupas hanya tinggal kerekel dan sebagian sudah berklobang-lobang. Kondisinya sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki. Memqang sudah sering jatuh korban akibat kondisi itu,” ujarnya.

Menurutnya, pihak masyarakat sudah pernah mengadukan masalah jalan ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota, namun karena keberadaan jalan ini jalan kampung, maka tentu yang menjadi tanggungjawab untuk memperbaiki atau ditingkatkan dengan aspal hotmik adalah pihak Pemkab Limapuluh Kota. Bersama masyarakat setempat, pihak sekolah SMAN 1 Kecamatan Akabiluru sangat berharap kondisi jalan menuju sekolah ini, segera mendapat perhatian pemerintah.

“Sedikitnya sudah 6 orang guru dan 2 murid termasuk sejumlah masyarakat setempat, sudah pernah terjatuh pada jalan yang kondisinya sangat memprihatinkan itu. Untuk itu, masyarakat setempat dan pihak sekolah sangat berharap, agar Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Limapuluh Kota, segera memperbaiki jalan tersebut. Jika saja dana Dinas PUPR belum tersedia, harapan masyarakat anggaran dana yang bersumber dari Pokok pikiran (Pokir) anggota DPRD Kabupaten Limapuluh Kota dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kecamatan Akabiluru, tentu bisa dialokasi untuk peningkatan pembangunan jalan ini,” pungkas Lisa Lazwardi. bule