Budaya  

Komunitas Seni Nan Tumpah Bawa “Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar” ke Festival Pamenan Minangkabau

PADANG – Untuk ketiga kalinya, Komunitas Seni Nan Tumpah akan mementaskan pertunjukan bertajuk “Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar”.

Setelah sebelumnya dipentaskan dalam dua festival yang berbeda antara lain Festival Teater Sumatera #2 di Palembang pada 1 Oktober 2022 dan Kaba Festival di Padang pada 3 November 2022 lalu.

Kali ini, Komunitas Seni Nan Tumpah juga akan turut serta memeriahkan Festival Pamenan Minangkabau yang diagendakan di Istano Silinduang Bulan, Pagaruyung, Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dalam jadwal yang tertera, Komunitas Seni Nan Tumpah akan tampil pada tanggal 13 November 2022.

“Proses Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar ini sudah berlangsung selama lebih kurang empat bulan hingga saat ini. Kami (KSNT) juga terus membenahi apa saja yang dirasa kurang selama pertunjukan sebelumnya. Tentu proses panjang yang berkelanjutan ini bukan yang pertama kalinya bagi kami.” ungkap Fajry Chaniago, salah satu aktor dalam pertunjukan “Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar”.

Selanjutnya Mahatma Muhammad sutradara pertunjukan menjelaskan, “Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar” ini bisa dikatakan sebuah pertunjukan seni. Bukan lagi seni pertunjukan.

Karena di dalamnya selain aktor, juga akan dihadirkan seperti instalasi rupa yang dibuat oleh kawan-kawan Kamartkost dari beragam barang keseharian, permainan musik, permainan cahaya lampu, dan permainan video motion yang ditampilkan bisa berdiri sendiri.

Mereka menjadi kreator di masing-masing tugasnya. Untuk instalasi rupa ini nantinya juga akan dimainkan oleh para aktor.

Kemudian aktor lainnya, Yunisa Dwiranda menjelaskan bahwa setiap proses pencarian di Komunitas Seni Nan Tumpah adalah proses yang menyenangkan, termasuk pada proses pencarian dalam pertunjukan ”Healing Hilang: Dari Semak Ke Belukar” ini.

“Kami dituntut untuk menawarkan bentuk-bentuk laku dan ekspresi orang-orang yang mengalami gangguan mental pascatrauma, kemudian melakukan pencarian self healing di ruang-ruang pribadi, dan kami juga melakukakan gerakan-gerakan pada beberapa transisi dengan mencoba memainkan bunyi-bunyi pada beberapa peralatan di atas panggung dan bunyi-bunyian yang dihasilkan dari galembong dan tubuh sendiri,” ujarnya.

Festival Pamenan Minangkabau ini nantinya akan akan diselenggarakan selama dua hari yaitu pada tanggal 12 dan 13 November 2022. Berdasarkan agenda yang telah dijadwalkan, pada hari pertama pertunjukan dan kelompok yang akan tampil adalah gandang tambua dari Sanggar Macan Andaleh (Batusangkar), Tari pasambahan dari Sanggar Sari Bunian (Batusangkar), pertunjukan kolaborasi puisi, tari, dan musik, pertunjukan tari dari Sanggar Sari Bunian, Pertunjukan dari Teater Balai (Bukittinggi), Pertunjukan dari Sanggar Macan Andaleh, pertunjukan tari dari Sanggar Sikambang Manih (Padang Panjang), dan ditutup oleh pertunjukan musik inovasi dari Talago Buni (Padang).

Kemudian pada hari kedua, akan ada performing art dari Komunitas Gido, lomba permainan anak nagari, pertunjukan dari Alu Katentong (Batusangkar), pertunjukan dari Sanggar Artindas (Sungai Tarab), atraksi permainan anak nagari Sipak Rago (Padang), pertunjukan komunitas Marakik Aso (Batipuh Baruah), pertunjukan tari tradisi Sanggar Rangkayo Sati (Padang Panjang), pertunjukan Komunitas Seni Nan Tumpah (Padangpariaman), pertunjukan tari Impessa Dance Company (Padang), pertunjukan musik Diafora (Padang Panjang), dan ditutup dengan saluang dendang Mak Lenggang (Padang Panjang). (rls)