Ragam  

Kerjasama dengan RS Dharmais, Bedah Mikro Pertama di M Djamil Sukses

PADANG – Untuk pertama kalinya RSUP M. Djamil Padang melakukan teknik bedah mikro pada Jumat (27/7). Operasi untuk pasien kanker di tengkorak kepala berjalan sukses dengan waktu pengerjaan sekitar 12 jam.

Metode bedah mikro merupakan pemindahkan jaringan tubuh beserta pembuluh darahnya dari area donor seperti paha, punggung, bokong untuk menutupi area resipen atau bagian tubuh yang mengalami defek pasca operasi pengangkatan tumor.

Dekan FK Unand, dr Wirsma Arif Harahap kepada wartawan Jumat malam menjelaskan teknik bedah mikro dilakukan tim medis M. Djamil Padang yang bekerjasama dengan dua dokter ahli bedah tumor RS Dharmais yakni dr. Bayu Brahma dan dr. Iskandar. Mereka dokter bedah lulusan S2 Spanyol.

“Tumornya diangkat kemudian dibuang. Lalu bagian yang berlubang ditutupi dengan bagian tubuh dari punggung. Prosesnya sama seperti pencangkokan pada tanaman,” kata dr. Wirsma menjelaskan.

Disebutkannya, ketika seseorang menjalani operasi pengangkatan bagian tubuh yang harus dibuang karena suatu penyakit bisa diganti dengan bagian lain yang ada di tubuh mereka sendiri. Sebab Tuhan menyediakan spare part pengganti di setiap bagian tubuh manusia. Misalnya untuk penderita kanker kepala yang sudah dibuang maka bagian tubuh yang bisa dimanfaatkan daging dan bagian punggung.

Untuk tahap awal pengerjaan pembuangan tumor di tengkorak kepala dengan ukuran sekitar 15 x 10 cm itu dilakukan dokter M. Djamil dr. Hesty spesialis bedah syarat.

Disebutkannya, pasien tumor kepala tersebut usia 47 tahun asal Alahan Panjang. Sehari-hari dia bekerja sebagai petani. Dicurigai tumor yang dideritanya karena penggunaan pestisida dan sinar matahari. Pasien menderita tumor sejak dua tahun belakang, karena tak diobati secara maksimal tumor itu terus tumbuh hingga hampir menutupi seluruh bagian kepalanya. Makanya butuh kerjasama dalam menangani pasien.

Untuk proses pemulihan bagi pasien pasca operasi, pasien akan dirawat di ICU selama tiga hari dan akan stabil pada hari ke tujuh. Setelah itu pasien bisa pulang, namun tetap harus menjalani terapi di RS Unand Limau Manis Padang.

Atas temuan kasus tumor di kepala dengan ukuran sangat besar itu, Wirsma mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker. Ketika seseorang terdeteksi menderita tumor harus segera ke dokter. Jika terlambat bisa mengalami hal serupa dengan pasien di atas. Untuk pengobatannya tentu butuh waktu lama dengan biaya yang cukup mahal.

“Pasien tumor kepala ini menggunakan BPJS Kesehatan, kalau biaya sendiri bisa memakan dana sekitar Rp50 juta,” katanya.

Dr. Hesty menjelaskan awalnya tumor tersebut tubuh di kulit kepala pasien, namun karena tidak diobati secara maksimal tumor tersebut menjalar hingga ke selaput otak dan tulang tengkorak pasien.

“Jika operasi tidak dikerjakan cepat tumor bisa masuk menembus ke otak pasien,” terang Hesty.