Profil  

Keputusan Brilian Ambasador Pickleball Dunia, Tarmizi Mawardi Kini Menetap di New York City

PADANG- Keputusan brilian diambil seorang Tarmizi Mawardi, 54. Status PNS sebagai guru olahraga dilepas dan lebih memilih merantau ke negeri Paman Sam, New York City, Amerika Serikat. Kini, mantan pegulat Sumbar itu sudah 26 tahun menetap di Queens, New York City.

Perjalanan hidup Tarmizi Mawardi menarik untuk diceritakan. Tak terpikir oleh bapak tiga putra-putri ini merantau ke luar negeri.

Kamis (8/7) siang, topsatu.com (Grup Singgalang) berjumpa dengan Tarmizi Mawardi di kantor KONI Sumbar saat bersilaturahmi dengan Ketum KONI Sumbar, H. Agus Suardi sekaligus dengan pelatih gulat, Ediswal serta Ilmarizal.

“Saya ini dulunya atlet gulat. Begitu masuk SGO tahun 1984. Prestasi di gulat cukup lumayanlah tahun 1987 juara nasional kelas bebas 52 kg di Samarinda, Kaltim. Tahun 1990 di Kejurnas Senior di Padang raih 2 perak di gaya grego romawi dan bebas,” tutur Tarmizi begitu membuka ceritanya.

Atas raihan prestasi itu, Tarmizi pun masuk dalam Seleknas gulat untuk Piala Asia 1990. Sayang, petaka menghampirinya. Saat seleknas itu, Tarmizi mengalami cedera ligamen. Akibatnya, Tarmizi langsung pensiun jadi atlet gulat.

Setelah menamatkan pendidikan di SGO Padang tahun 1987, Tarmizi pun langsung diangkat jadi PNS guru olahraga. Penempatannya di SDN 17 Parak Karakah. Sambil mengajar Tarmizi pun kuliah di FPOK IKIP (kini FIK UNP). Dia masuk 1988.

Masa lajang pun diakhiri Tarmizi. Menikah dengan Zuraida Salam yang juga tamatan IKIP Fakultas FPBS (Bahasa Inggris).

Sekitar sepekan siap menikah, Zuraida Salam memutuskan untuk pergi ke Amerika guna memperdalam Bahasa Inggrisnya.

Jarak yang sangat jauh dan baru melepas masa lajangnya, Tarmizi pun memutuskan menyusul sang istri tercinta ke New York.

Tarmizi pun meminta cuti panjang 5 tahun. Dan pada akhirnya memutuskan berhenti jadi PNS. Maka semenjak tahun 1995 Tarmizi Mawardi merantau ke New York City.

Setiba di New York, Tarmizi tidak langsung mendapat pekerjaan. Setelah mendapat teman yang juga orang Indonesia, Tarmizi baru bekerja di perkebunan. Tarmizi berdagang sayur-sayuran.

“Pertama kali saya bekerja di perkebunan sayur. Jadi kerja saya jualan sayuran. Namun itu hanya berlangsung 2 bulan saja,” ungkap Tarmizi.