Keberadaan Bank Sampah Mampu Kurangi 141 Ton/Hari di Padang

Aktivitas pihak DLH mengangkut tumpukan sampah.

Padang – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang memaksimalkan keberadaan Bank Sampah di Kota Padang. Tak hanya itu, DLH Padang juga belum lama ini mendirikan Bank Sampah Lingkungan Hidup.

Hal itu dikatakan Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Fadelan FM baru – baru ini.

Disebutkannya, pendirian bank sampah ini bentuk komitmen yang kuat untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan.

“Pendirian Bank Sampah ini bertujuan untuk memberikan solusi konkrit dalam mengelola sampah serta mengubah paradigma masyarakat terhadap sampah,” kata Fadelan.

Setelah Bank Sampah diresmikan, dilanjutkan dengan kegiatan pendaftaran seluruh staf DLH Kota Padang menjadi nasabah Bank Sampah dan penimbangan sampah yang telah dibawa oleh masing-masing staf dari rumahnya.

Lebih jauh disebutkan, adapun jenis sampah yang bisa disetorkan ke Bank Sampah Lingkungan Hidup diantaranya botol dan gelas plastik, karton, koran, HVS, besi, kaleng/logam, hingga minyak jelantah.

“Bank Sampah Lingkungan Hidup ini bukan hanya diperuntukkan kepada staf DLH saja, namun juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar,”ujar Fadelan.

Dikatakan Fadelan, hingga saat ini terdapat kurang lebih 55 bank sampah aktif di Kota Padang. Bank sampah diperkirakan terus bertambah, apalagi Walikota Padang mencanangkan adanya bank sampah di setiap RW.

Dijelaskannya, saat ini Kota Padang setiap harinya menghasilkan sampah 640 ton. Berdasarkan data satu bulan terakhir keberadaan bank sampah telah menyerap sampah di Kota Padang sekitar 21 persen serta telah mengurangi jumlah sampah sebanyak 141 ton perhari.

“Untuk itu, Pemerintah Kota Padang terus mendorong berdirinya bank sampah dengan target setiap RW di kelurahan memiliki bank sampah. Selain itu, program bank sampah tidak hanya mengurangi volume sampah, namun juga dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat,” kata Fadelan.

Menurutnya, Pemko Padang juga bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk pembangunan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) atau pengolahan sampah menjadi salah satu sumber energi. RDF direncanakan awal tahun 2026 telah dapat beroperasi.

“Metode dari RDF dapat mengolah sampah hingga mencpai 200 ton perhari dan menghasilkan bahan bakar 100 ton perhari. Apalagi Pemko Padang telah membuat kesepakatan bersama dengan PT Semen Padang untuk pemanfaatan pengolahan RDF sebagai sumber energi yang menggantikan batu bara,” imbuhnya. (wal)