Karnaval Perahu Tandai Peringatan Hari Maritim Nasional

Salah satu rangkaian festival pamalayu ditandai dengan karnaval perahu layar untuk mengingat kembali Hari Maritim Nasional. (Fery Piliang)

PULAU PUNJUNG – Karnaval perahu arung pamalayu di aliran Sungai Batang Hari, Kabupaten Dharmasraya, menandai kembali peringatan Hari Maritim Nasional setelah tidak diperingati lagi selama 52 tahun.

Senin, (23/9) sekitar 100 perahu berlayar dari jembatan Sungai Dareh mengarungi aliran Sungai Batang Hari dan finis di dermaga Komplek Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung sebagai pusat kegiatan karnaval perahu arung Pamalayu .

Selain karnaval perahu kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Festival Pamalayu juga digelar sarasehan budaya dengan tema “Sungai Urat Nadi Peradaban Bangsa Samudera.”

Kapolda Sumbar, Irjen Fakhrizal mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya sudah memperingati Hari Maritim Nasional melalui karnaval perahu arung Pamalayu dan talkshow kemaritiman.

Fakhrizal mengatakan, Batang Hari merupakan salah satunya sungai terpanjang di Sumatera. Sehingga kelestarian sungai harus tetap dijaga untuk menjadi sumber kehidupan di masa sekarang dan akan datang.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, mengatakan, kegiatan tersebut mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

Sementara, sebelumnya Hari Maritim Nasional ini diperingati terakhir kali di era Presiden Soeharto di Manado 1967. Tahun ini kembali diperingati di Dharmasraya yang ditandai dengan arung Pamalayu.

Menurut raja muda itu, Batang Hari merupakan urat nadi peradaban masa lalu, sebelum adanya jalan lintas sumatera, jalan lintas harus mulai dijaga agar dapat dimanfaatkan kembali.

“Batang Hari yang memiliki panjang sekitar 800 kilometer melewati delapan kabupaten kota dan dua provinsi, kelestariannya harus kita jaga bersama masyarakat meskipun sudah tercemar mercuri,” pungkasnya. (Fery Piliang)