Kalah di Pilkada, 27 Orang Bidik DPRD Sumbar

 

PADANG-Kalah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, tidak berarti pupus harapan untuk mencoba dunia lain. Setidaknya ada 27 orang politisi di Sumbar yang kalah dalam Pilkada serentak, bertarung berebut suara rakyat pada Pileg 2019. Bagaimana peluang mereka?

Dari daftar bacaleg yang didapatkan Singgalang, pada Pilkada serentak 27 Juni 2018, ada enam calon kepala daerah yang kalah, mendaftar jadi caleg untuk DPRD Sumbar dari partai politik (parpol) dan daerah pemilihan (dapil) beragam.

Di Padang, Cawawako Desri Ayunda yang apes pada Pilkada 2018, mengadu nasib maju sebagai Caleg dari Partai Golkar dari dapil I (Padang). Peluangnya, tetap ada, karena kursi yang diperebutkan 10 kursi. Meski dapat ‘persaingan’ sengit dari caleg sesama Golkar dan parpol lain yang hampir semua mengusung caleg beken dan punya nama.

Di Pariaman, paslon Mahyuddin-M.Ridwan yang apes pada Pilkada 2018, juga mencaleg. Mahyuddin maju dengan kendaraan Partai Gerindra, sedangkan M. Ridwan maju dengan PKS. Di Pilkada Paria­man, mereka kompak, Pileg nanti berebut suara rakyat.

Begitu pula Cawawako, Dewi Fitri Suswita, juga nyaleg lewat Partai NasDem dengan dapil yang sama dengan Mahyuddin dan M. Ridwan. Di dapil ini selain Pariaman juga termasuk Padang Pariaman. Di sini ikut pula bertarung Alfikri Mukhlis, cabup Padang Pariaman yang kalah pada Pilkada serentak 9 Desember 2015.

Keempat nama ini akan berpacu dengan sejumlah caleg hebat, terma­suk enam petahana seperti Darmon (PAN), Nurnas (Demokrat), Siti Izatti Idris (Golkar), Jasma Juni (Gerindra) dan Zalman Zaunit (PPP). Kursi yang tersedia tujuh. Satu petahana, Komi Caniago, maju lewat DPD RI.

Di Pilkada Sawahlunto 2018, Cawawako Ismed yang juga kalah, beralih banting stir maju sebagai caleg PKPI dari dapil VI (Padang Panjang, Sawahlunto, Tanah Datar, Sijunjung dan Dharmas­rya). Di dapil ini, Cawawako Padang Panjang, Taufiq Idris yang juga kalah pada Pilkada 2018, mencaleg lewat Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Masih di dapil ini, cabup Edi Arman yang belum mujur pada Pilkada Tanah Datar, 9 Desember 2015, nyaleg melalui Partai Gerindra. Sama halnya dengan cawabup Mayetrinaldi, kalah di Pilkada Sijun­jung, bertarung di Pileg 2019. Pasangan dari Cabup Muchlis Anwar ini nyaleg lewat Partai Demokrat di dapil ini.

Empat mantan calon kepala daerah yang kalah ini, selain ‘berkom­petisi’ dengan sesama caleg di partai yang sama, juga berlomba-lomba berebut suara rakyat dengan 11 petahana, yaitu Hendra Irwan Rahim dan Marlina (Golkar), Liswandi dan Arkadius (Demokrat), Widayatmo (PKS), Bukhari (PAN), Iraditillah (PPP), Evel Murfi Saifoel (NasDem), Darmawi (Gerindra), Rizanto Algamar (PDI-P) dan Marlis yang pindah dari Hanura ke PAN.

Di dapil III (Agam dan Bukittinggi), sejumlah mantan calon kepala daerah yang kalah pada Pilkada 2015, juga mencaleg. Mereka cabup Agam Irwan Fikri yang maju lewat Partai Demokrat dan cawako 

Bukittinggi Ismet Amzis juga maju lewat Partai Demokrat serta cawawako Bukittinggi Marfendi maju dengan kendaraan PKS.