JKA Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Kampung Ayahanda Sang Proklamator 

Anggota DPR/MPR-RI, H. John Kenedy Azis  menyalami masyarakat usai menggelar sosialisasi Empat Pilar  Kebangsaan di Batu Hampar, Kecamatan Akabiluru,  Limapuluh Kota, Rabu (1/6). (darmansyah)

SARILAMAK – Anggota DPR/MPR-RI, H. John Kenedy Azis, Rabu (1/6), bertepatan hari lahirnya Pancasila, mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di kampung ayahanda sang proklamator, Bung Hatta, yaitu di Nagari Batu Hampar, Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Limapuluhkota.

Selain para generasi muda, kegiatan yang digelar di ruang pertemuan Kantor Walinagari Batu Hampar tersebut tampak juga diikuti oleh para pemuka masyarakat. Termasuk ibu-ibu Bundo Kanduang.

Menurut Ketua Bamus Nagari Batu Hampar, Reihan, Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan itu dianggap perlu guna mengantisipasi radikalisme atau paham-paham yang hendak meruntuhkan keutuhan NKRI.

Dihadapan peserta sosialisasi, John Kenedy Azis pun menyatakan perlunya kesadaran bersama dari masyarakat untuk menyelamatkan NKRI dari gerakan-gerakan radikal tersebut.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan bahwa masyarakat Indonesia dari dulu sudah belajar Pancasila, tetapi sekarang masih banyak yang tidak mengaplikasikan dalam kehidupannya.

“Sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Lihat, sekarang betapa banyak masyarakat yang tidak melaksanakan ibadah, terutama ibadah shalat bagi umat Muslim,” katanya.

Terlepas dari itu, John Kenedy Azis mengajak para orangtua supaya lebih memperhatikan soal pendidikan anaknya. Sekolahkan anak, kalau bisa hingga ke perguruan tinggi. Akan lebih baik lagi hingga meraih gelar doktor atau profesor.

John Kenedy Azis yang turut didampingi Wakil Ketua DPRD Limapuluh Kota, Syamsul Mikar dan Pengurus DPD Partai Golkar setempat, pun mengaku khawatir melihat masa depan bangsa. Dia khawatir melihat adanya perubahan mindset dari generasi muda.

Dulu, katanya, mindset orang Minang itu menjadi saudagar, pedagang atau pengusaha. Atau jadi pemimpin. Sekarang tampak berubah, maunya jadi pegawai negeri atau pekerja. Atau main aman saja. Bisa terima gaji tiap bulan.

Kalau ingin maju, menurut JKA, mindset generasi muda itu harus diubah. Tidak menjadi pekerja, tetapi menjadi pelaku usaha. Harus mampu bersaing menguasai perekonomian. “Kalau tidak, ekonomi bangsa ini akan dikuasai orang asing,” terangnya. (darmansyah)