Solok  

Jembatan Taratak Baru Roboh, Akses Pendidikan Terganggu

AROSUKA – Bersamaan terjadinya banjir di kawasan Nagari Talang Babungo dua pekan lampau, jembatan yang membentang di Batang Pangalek Jorong Taratak Baru, Nagari Sariek Alahan Tigo, Kabupaten Solok, ikut roboh.

Jembatan sepanjang 30 meter yang awalnya dibangun dengan program PIP yang didukung swadaya masyarakat itu, merupakan prasarana vital bagi pergerakan ekonomi dan pendidikan setempat.

“Itu jembatan satu-satunya menghubungkan jorong Taratak Baru dengan Sarik Alahan Tigo. Kini tidak bisa dimanfaatkan lagi,” kata Despi Yulhermi, salah seorang warga Jorong Taratak Baru, Sabtu (27/10).

Ia mengatakan, selain sebagai urat nadi perekonomian, akses pendidikan ikut terganggu. Saban hari banyak anak-anak sekolah yang menggunakan jembatan Sungai Pangalek untuk pergi dan pulang sekolah.

Sejak jembatan roboh, terutama di bagian pondasi yang tumbang karena hantaman air besar, masyarakat dan pelajar harus menyeberang sungai dengan memanfaatkan dan meloncat batu-batu sungai.

” Masyarakat bukan tidak berusaha memperbaiki. Kami malah mengumpulkan sumbangan untuk dapat membuat jembatan darurat,” jelasnya.

Sejauh ini, sebut Despi, warga sekitar bergotoroyong membuat jembatan sementara. Para perantau yang ada di Sumatera Barat melalui group whatsapp telah mengumpulkan sumbangan untuk membeli kebutuhan jembatan darurat.

“Alhamdulillah, sumbangan juga datang dari Anggota DPD RI bapak Nofi Candra sebesar Rp 2 juta. Donasi yang terkumpul kami pergunakan membuat jembatan darurat,” ungkapnya.

Despi Yulhermi berharap pemerintah Kabupaten Solok memperhatikan kebutuhan urgens bagi masyarakat setempat. Melalui tokoh masyarakat Sariek Alahan Tigo, masyarakat telah melaporkan kerusakan jembatan agar diperbaiki secara permanen.

“Pak Bupati kabarnya menanggapi serius kerusakan jembatan ini. Ia telah menginstruksikan Dinas PU untuk melakukan perbaikan jembatan. Kita berharap ini segera ditanggapi,” jelasnya.

Bukan tanpa alasan dirinya menaruh harapan besar kepada Pemkab. Pasalnya, sampai sekarang kalau air sungai Pangalek naik, mobilitas langsung terhenti. Anak-anak tidak bisa pergi sekolah, masyarakat tidak bisa ke pasar. (rusmel)