Jembatan Aneh di Padang Pariaman, ‘Terenyak’ tapi tak Patah

Jembatan Padang Kalam, Nagari Sunua Barat , Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman. (darmansyah)

SUNUA – Beberapa kali dohoyak gempa. Bahkan gempa dahsyat 2009 lalu. Namun, anehnya, Jembatan Padang Kalam, Sunua Barat, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman tampak masih utuh. Tidak patah. Bahkan retak pun tidak meskipun secara konstruksi terlihat tidak lagi melengkung seperti sedia kala.

Jembatan Padang Kalam yang melintasi Batang Nangor dibangun secara bergotong royong sekitar tahun 2002. Sudah lebih 20 tahun usianya. Jembatan yang panjangnya sekitar 40 meter itu benar-benar ajaib.

Dikatakan ajaib karena jembatan dekat Mesjid Nurul Huda tersebut tidak rusak mesti sudah beberapa kali dihoyak gempa.

Betonnya tidak patah. Padahal beberapa tiang penyangga yang berada di dasar sungai ‘terenyak’, menancap lebih dalam gara-gara gempa, sehingga lantai jembatan ikut tertarik dan tidak lagi melengkung ke atas.

Logikanya, tulang dan lantai beton jembatan itu harusnya patah dan pecah. “Jadi, kami melihat ini benar-benar sebuah keakaiban,” ujar Asmadi, tokoh masyarakat setempat.

Asmadi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Padang Pariaman menyebutkan, jembatan Padang Kalam itu tadinya tidak pakai pagar. Baru dipagar belakangan, ketika Ali Mukhni jadi bupati.

Masyarakat meyakini, jembatan Padang Kalam bisa bertahan karena kuasa Allah. Secara logika tidak mungkin tidak rusak akibat gempa tersebut.

“Allah masih menyayangi kami, masyarakat Sunua, Korong Peti Kayu dan sekitarnya. Sebab, jika tidak, tak mungkin jembatan itu bisa bertahan,” ujar Asmadi. (darmansyah)