Irsyad Safar jadi Khatib Shalat Id di Halaman Kantor Gubernur

Irsyad Safar

Padang – Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Safar menjadi khatib dalam shalat Ied 1445 H di halaman kantor gubernur, Rabu (10/4).

Pelaksanaan shalat Ied 1445 H itu dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi, Wagub Audy Joinaldy, Sekda Hansastri, Ketua DPRD Sumbar serta seluruh unsur Forkopimda dan ribuan masyarakat.

Dalam khutbahnya Irsyad Safar memgatakan, Ramadhan 1445 H telah berakhir, pergi untuk selama-lamanya dan tak akan kembali lagi. Ramadan tahun depan adalah hal baru lagi. Seluruh umat hanya bisa berdoa, semoga Ramadan tahun depan masih bisa dinikmati dan dijalani.

“Idul fitri hari ini pun mampir sejenak memberikan kebahagian. Seluruh umat Islam akan berbahagia pada hari tersebut. Tersenyum, tertawa bahkan ada yang mungkin seperti berpesta,” kata Irsyad Safar.

Wakil Ketua DPRD Sumbar Irsyad Safar memberi tema khutbahnya “Dua Kebahagiaan bagi umat Muslim bagi yang melaksanakan Puasa”.

Menurut Irsyad Safar, orang-orang yang telah mengisi ramadannya dengan berbagai ibadah dan amal shaleh. Pada siang hari maupun di malam hari. Memaksimalkan puasa mata dan telinganya dari yang diharamkan Allah SWT. Menahan lidahnya dari ghibah dan namimah, disamping menahan haus dan lapar.

“Sebab dia sangat menyadari, bahwa Allah takkan menilai lapar dan haus hambaNya, jika dia masih belum meninggalkan perkataan bohong dan perbuatan dusta,” ujar Irsyad.

Orang yang berbahagia jenis pertama ini lanjut Irsyad, juga adalah yang selalu berusaha untuk menerapkan sunnah-sunnah Rasulullah saw dalam berbuka dan makan sahur, yakni menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. Kemudian berbagi perbukaan dengan tetangga dan masyarakat, menghindari diri dari sikap berlebih-lebihan dan apalagi sampai kepada tingkat mubadzir.

“Orang ini layak berbahagia pada tanggal 1 syawal, karena Allah telah memberikan janji ampunan bagi yang berpuasa dan qiyamullail dengan penuh iman dan perhitungan,” katanya.

Adapun kebahagiaan yang kedua, tambah Irsyad, adalah bahagianya orang yang merasa telah terbebas dari beban puasa selama ramadan. Tidak ada lagi shalat tarawih di malam hari. Ia bahagia karena memakai pakaian baru, rumah baru dan mungkin juga kendaraan baru.

Kemudian bahagia karena bisa mudik dan pulang kampung bertemu keluarga dan kerabat. Bahagia karena bisa bertemu teman lama, sahabat dan sesama alumni sekolah. Selain juga bahagia karena berbagai makanan dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja.

“Kepada kelompok kedua ini layak diajukan pertanyaan, atas alasan apa anda berbahagia pada hari idul fitri? Apakah anda merasa mendapat kemenangan? Apakah anda telah kembali suci atau fitri? Apakah anda merasa telah mendapatkan ampunan di bulan ramadhan,” ujar Irsyad.(w)