Padang  

Indra Charismiadji Ajak Milenial Siapkan Inovasi Dunia Kerja di Ngopi Kasus

PADANG – Ketatnya persaingan dunia kerja saat ini menarik minat anak muda/mileneal dalam mengasah dan menambah skill.

Salah satunya ikut dalam acara Ngobrol Pintar Komunitas Asus (Ngopi Kasus) yang menghadirkan pembicara berkompeten dibidangnya yakni Indra Charismiadji adalah seorang pemerhati dan praktisi pendidikan, M. Zuhrizul, Pengusaha dan Trainner Motivasi, Oknovia Susanti, Ketua UPT Kewirausahaan Unand, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumbar Nizam Ul Muluk, Adrian Pradipta dan M.Fadil Mawaridi dari Asus Indonesia, Senin (31/10) di Hotel Ibis, Padang.

Dengan topik Dunia Kerja Masa Depan,
Kadis Nizam Ul Muluk dalam pemantik diskusi tersebut mengingatkan anak muda jangan mudah puas dengan kemampuan akademisi saja tapi harus punya soft skill yang mumpuni.

“Setelah kita menimba ilmu akademisi ketika akan memasuki dunia kerja hendaknya ditambah lagi skill dengan pelatihan dan workshop di zaman digitalisasi semuanya jadi lebih mudah dijangkau. Jadi tidak ada alasan anak muda bilang tidak bisa tapi harus serba bisa,”ujar Nizam.

Bagi Indra Charismiadji yang spesialisasinya di Pembelajaran Abad 21 atau Edukasi 4.0. teknologi pendidikan memaparkan calon tenaga kerja butuh inovasi karena dunia kerja cepat berubah.

“Tuntutan kerja jadi pegawai beda dengan kerja di pabrik namun kerja jadi pegawai atau pekerja pabrik sama-sama butuh inovasi untuk bisa bertahan. Intrapreuner dan enterpreuner sama-sama penting. Era dunia kerja itu cepat berubah, dan yang pasti 65 persen anak SD sekarang lapangan kerjanya puluhan tahun nanti, belum ada saat ini, dan bakal muncul bidang lapangan kerja baru sesuai perputaran zaman. Makanya kita harus bisa mengupgrade kualitas diri dengan berinovasi karena konsep cara mendapatkan benefit pun pasti akan berubah,” ucap Indra seorang Direktur Utusan Khusus Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia.

Sementara itu, M. Zuhrizul peraih MWS International Lisence trainer ini menegaskan bahwa IPK hanya pintu untuk masuk kerja tapi IPK tidak bisa menentukan anda sukses sehingga banyak kampus hanya memproduksi sarjana tanpa persiapan dunia kerja baik kerja di perusahaan maupun mandiri.

“Jadi untuk sukses itu ditentukan oleh target kita sendiri di satu titik. Dan itu tidak hanya didukung oleh nilai saja tapi butuh attitude, skill dan pengalaman dan anak muda harus bisa menvisualiasikan dirinya bakal menjadi apa. Ada sekitar 85 juta pekerjaan yang akan hilang 5 tahun kedepan, ngeri gak tuh?” Ujar Zuhrizul.

Ia juga menambahkan banyak orang-orang sukses ternyata orang yang menyibukkan diri di masa kuliah, baik dalam hobby maupun aktif dalam organisasi dalam membangun jejaring hubungan dalam pergaulan positif dan produktif dan diera digitalisasi ke depan banyak pekerjaan yang akan hilang, tapi bisnis pariwisata masih membutuhkan banyak SDM dan lapangan kerja serta peluang bisnis

Dari sisi enterpreuner Oknovia Susanti wanti wanti kepada mahasiswa dan anak SMK bahwa apapun jurusan kita, kita harus bisa menjadi enterpreuner atau berwirausaha.

“Ketika tamat, mahasiswa jangan jadi ‘pengangguran terdidik’ yang cuma modal nilai akademis saja tanpa soft skill. Namun pendidikan akademis sangat penting untuk membentuk mindset kita. Ekonomi suatu daerah bisa kuat minimal 4 persen sarjana atau tamatan sekolah bisa menjadi enterpreneur,” ujarnya. (rls)