Hutama Karya Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Sebagai Bagian dari Bakti untuk Negeri

Pemandangan jalan tol Padang-sicincin diambil dari dalam mobil

 

Oleh Hendri Nova
Wartawan Topsatu.com

“Yo sabana lasuah naik jalan tol ko ndak hehehe… Yo bana luruih jalannyo (Wow… benar-benar lancar naik jalan tol ini ya… hehehe… memang benar-benar lurus jalannya),” puji Nara Zuandes, salah seorang warga Padang yang menjajal jalan tol gratis Padang Sicincin saat pembukaan 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025. Selama periode itu, petugas mencatat terdapat 46.900 kendaraan yang melintasi jalan bebas hambatan tersebut.
Senyum Nara Zuandes terus mengembang, ketika matanya menatap rest area yang sedang dalam pengerjaan. Ia pun menatap bahagia pada anak dan istrinya yang sangat menikmati keindahan alam sepanjang perjalanan.
“Sayang ngak bisa ambil foto-foto ya… Padahal pasti cantik sekali jika bisa berfoto dengan latar belakang sawah dan bukit barisan nan indah itu,” ujar Aira, anak gadis semata wayangnya.
“Yang namanya jalan tol ya begitu. Kita hanya bisa berhenti di rest area saja. Selebihnya mobil harus jalan dalam kecepatan stabil, sesuai bidang jalan yang kita ambil. Kalau mau sedikit santai, ambil jalur pinggir, melaju cepat di tengah, dan mendahului kendaraan lain di bagian kanan jalan,” jawab Ika, istri Nara Zuandes pada anaknya yang mangut-mangut mendengar penjelasan orang tuanya.
“Alangkah enaknya jika jalan tol ini sampai Bukittinggi, tentu tak akan ada lagi cerita terjebak macet sampai berjam-jam, jantung berdebar-debar di tikungan-tikungan tajam, dan tentunya ancaman bencana alam,” timpal Nara lagi.
“Kita doakan saja keberlanjutan pembangunnan infrastruktur jalan tol ini bersama Hutama Karya berjalan mulus tanpa ada kendala berarti. Dengan demikian kalau kita ke Bukittinggi untuk membeli barang buat toko kita, ada jaminan ketepatan waktu di jalan,” doa Ika yang memang memiliki sebuah toko assesoris di Padang.
Tokonya sangat tergantung pada pasokan stok barang dari Bukittinggi. Sejak tak ada terminal di Kota Padang, grosiran banyak pindah ke Bukittinggi.
Keuntungan lain yang didapat pedagang, dengan belanja langsung ke Bukittinggi. Selain dapat barang dengan harga grosir, juga sekalian refreshing dari kesibukan sehari-hari di toko.
Maka dari itu, hampir 99 persen warga Padang khususnya dan Sumatera Barat (Sumbar) umumnya, sangat mendukung adanya jalan tol di Sumbar. Bahkan kalau boleh pinta dikabulkan, semua kabupaten/kota di Sumbar, hendaknya tersambung dengan akses jalan tol.
Harapan ini tentu bukan tanpa alasan, mengingat topografi Sumbar yang memiliki banyak lembah, jurang dan dilingkari Bukit Barisan. Rata-rata tikungan jalan umum di Sumbar sangat menguras adrenalin seperti yang terkenal Tikungan Sitinjau Lawik.
Sudah tak terhitung kecelakaan dan nyawa melayang di Sitinjau Lawik ini. Apalagi jika ditambah dengan ancaman bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, tanah terban, dan sebagainya, membuat keberadaan jalan tol menjadi sangat dibutuhkan.
Tidak hanya soal kelancaran aktivitas sehari-hari, tentu juga terkait kelancaran logistik se-Sumbar ataupun dengan provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Bengkulu, Medan, dan lainnya. Provinsi-provinsi terdekat ini, kebutuhan pangan sehari-hari sebagian besar sangat tergantung pada pasokan dari Sumbar.
Belum lagi kurir darat yang membawa masuk dan keluar produk-produk Sumbar dari dan keluar Sumbar, keberadaan jalan tol tentu satu hal yang akan membuat layanan mereka makin meningkat. Jika mengingat semua ini, maka keberadaan jalan tol menjadi sebuah harga mati bagi warga Sumbar dan semua yang terkoneksi dengan Sumbar.
Meski saat ini pembahasan jalan tol di Sumbar menjadi satu hal yang alot terkait pembebasan lahan, diharapkan Pemerintah dan pemilik lahan menemukan win-win solotion terhadap masalah yang ada.
Jika Pemerintah perlu belajar pada negara-negara yang sukses membangun jalan tol dengan kebersamaan dengan rakyatnya, maka Pemerintah harus belajar ke negara tersebut. Jika rakyat untung, tentu mereka tidak akan keberatan melepas tanahnya untuk jalan tol.
Jalan tol memang memiliki banyak keistimewaan, jika dibandingkan dengan jalan umum. Terutama dari aspek kecepatan, pengemudi bisa mengukur ketepatan waktu sampai ke tempat tujuan.
Berikutnya dari aspek keamanan, dimana jalan tol diawasi kamera CCTV dalam pantauan 24 jam dari pihak pengelola jalan tol, sehingga potensi bahaya dan pertolongan pertama jika dibutuhkan, bisa datang dengan cepat.
Potensi bahaya seperti ditimpa pohon besar saat angin badai tidak akan terjadi, karena pohon-pohon sekitar jalan tol, sangat dikontrol pertumbuhan dan perkembangannya. Apalagi potensi mobil mogok yang akan menghambat arus jalan tol, dengan cepat mobil derek akan membawa mobil tersebut menjauh dari jalan tol.
Potensi bahaya jalan tergerus air, saat banjir bandang seperti yang sering terjadi di jalan lintas Padang Bukittinggi dan Padang Bengkulu, tidak akan terjadi lagi. Apalagi soal kendaraan masuk jurang karena menabrak pengaman jalan, juga tidak akan terjadi, karena bahu pengaman jalan tol sudah teruji bisa menahan benturan yang sangat besar.
Dengan berbagai alasan inilah, banyak warga memilih menggunakan jalan tol, daripada jalan umum dengan segala ancaman bahaya di jalan. Keamanan dan kenyamanan pergi dan balik lagi ke rumah, merupakan alasan kuat untuk selalu menggunakan jalan tol. Dan ini menjadi modal Pemerintah dengan segala perangkatnya, untuk terus melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan tol.

Komit Dukung Visi Asta Cita

Melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan tol, telah menjadi salah satu bagian dari bakti untuk negeri bagi BUMN infrastruktur. Terkait pelaku jalan tol ini, maka PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) merupakan perusahaan yang sudah malang melintang di lini bisnis jalan tol.
Bahkan mengawali 2025, Hutama Karya telah berkomitmen untuk melanjutkan sejumlah proyek infrastruktur penting yang sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintahan Prabowo – Gibran untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hutama Karya memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur yang digarap, dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sesuai dengan perannya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan ada tiga fokus peran BUMN yang perlu dioptimalkan dalam lima tahun ke depan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Erick menyampaikan tiga fokus peran BUMN meliputi mendukung ekonomi kerakyatan, melakukan pembangunan berkelanjutan melalui proyek strategis nasional, serta memberikan kontribusi terhadap negara.
“Melanjutkan pembangunan infrastruktur hadir pada poin Asta Cita ketiga, sehingga kami akan memastikan BUMN infrastruktur dapat menyelesaikan sejumlah proyek strategis, utamanya di bidang ketahanan pangan dan konektivitas guna mencapai Asta Cita yang telah ditetapkan. Harapannya, infrastruktur yang dibangun juga dapat menurunkan biaya logistik,” ujar Erick.
Sebelumnya, Kementerian PU telah menyusun Program Quick Wins pembangunan infrastruktur, untuk dilaksanakan secara sistematis dan terpadu yang mencakup 2 hal utama yakni mendukung ketahanan pangan dan wajib belajar 13 tahun melalui pembangunan dan renovasi sekolah/madrasah di berbagai pelosok tanah air.
Sementara untuk Quick Wins lainnya yakni pembangunan IKN, konektivitas (jalan dan jembatan), NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), Pasar Rakyat, Air Minum, Sanitasi/Air Limbah, Persampahan, Sarana Olahraga, Sarana Kesehatan, dan Penataan Kawasan (pariwisata, industri, area pengungsian).
“Dukungan ketahanan pangan melalui pembangunan dan peresmian bendungan/waduk, pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta pembangunan jalan dan jembatan untuk mendukung sentra pangan termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, NTT, dan lain lain,” ujar Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo mengutip jabar.times (8/11/2024).
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan bahwa selain penyelesaian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), saat ini Hutama Karya sedang menggarap sejumlah proyek yang berorientasi pada keberlanjutan.
Untuk mendukung ketahanan pangan terdapat sejumlah pembangunan Bendungan dan Jaringan Irigasi yang digarap Hutama Karya saat ini yakni Bendungan Way Apu Paket 2 di Maluku dengan target selesai Triwulan III 2025, Bendungan Bulango Ulu Paket 1 di Gorontalo dan Bendungan Tiga Dihaji Paket 1 di Sumatera Selatan dengan target rampung akhir 2025.
Sementara untuk Irigasi, Hutama Karya sedang menargetkan penyelesaian Proyek Rehabilitasi Saluran Irigasi D.I Rentang / Rentang Irrigation Modernization Project (RIMP) Paket Loan Main System (LMS) 02 dan Loan Secondary System (LSS) 01. Lingkup pekerjaan utama paket LMS 02 meliputi rehabilitasi saluran primer sepanjang 30,2 km dengan progress 98%, sedangkan untuk paket LSS 01 dengan lingkup pekerjaan utama modernisai saluran sekunder sepanjang 14,4 km telah mencapai progress 58%.
Masih untuk mendukung ketahanan pangan, sebelumnya Hutama Karya juga terlibat dalam proyek pengembangan kawasan lumbung pangan baru di Kabupaten Kapuas, Kalimantan tengah dengan menggarap bagian Jaringan Irigasi Rawa senilai 738 Miliar yang telah rampung pada awal Januari 2023 lalu.
“Jika rampung, sejumlah proyek ketahanan pangan yang dibangun Hutama Karya tersebut akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, mulai dari mengairi lebih dari 41 ribu hektar daerah irigasi bagi lahan pertanian wilayah timur dan barat Indonesia; mereduksi banjir, serta berpotensi sebagai penyedia energi terbarukan yang dapat menerangi hingga lebih dari 55.000 rumah di wilayah Maluku, Gorontalo, hingga Sumsel,” ujar Adjib.
Sementara kedua paket Irigasi Rentang yang berada di Kabupaten Indramayu tersebut nantinya bertujuan untuk mendukung peningkatan indeks penanaman padi, yang semula dua kali masa tanam dalam 1 tahun menjadi tiga kali dalam 1 tahun.
Lebih lanjut Adjib mengatakan bahwa selain ketahanan pangan, untuk mendukung wajib belajar 13 tahun melalui pembangunan dan renovasi sekolah/madrasah, Hutama Karya juga sedang mempercepat penyelesaian Rehabilitasi 6 Sekolah di Jakarta Pusat yakni, SDN Kampung Bali 01; SDN Pasar Baru 01,03,05 dan TK Negeri Sawah Besar 01; SDN Duri Pulo 01,02,03,04,05,10; SDN Karang Anyar 01,02,05,06,08; SDN Cikini 01,02 dan USB SMA; serta KBN Cempaka Baru dan PKBM 29 Cempaka Baru yang dimulai sejak Juli 2024 lalu dengan progress 52,11%.
Adapun untuk Quick Wins pembangunan infrastruktur lainnya, Hutama Karya juga berperan aktif dalam membangun dan memperbaiki jalan daerah melalui Proyek Underpass Joglo di Solo yang telah rampung 100% dan segera dapat dilalui, Pembangunan Jalan Trans Papua Ruas Jayapura – Wamena Segmen Mamberamo – Elelim di Papua Pegunungan dengan target rampung Desember 2026, serta Jalan Tol Semarang – Demak Paket 1A di Jawa Tengah dengan progress 57%.
Tak hanya itu, Hutama Karya juga ikut mengembangankan infrastruktur dan jaringan jalan pada koridor utama dan koridor penghubung, serta mendukung akses ke kawasan ekonomi dan simpul transportasi melalui pembangunan jalan tol menuju Pelabuhan Patimban di Subang dengan target rampung Triwulan IV 2025.
Sementara untuk mengembangkan pelabuhan transhipment sebagai infrastruktur, terhubung dengan simpul logistik di Kawasan Timur Indonesia dan memperkuat fasilitas pelabuhan serta bandara, Hutama Karya juga mempercepat penyelesaian proyek Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek di Gorontalo dengan progress 50% serta Pembangunan Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara VVIP IKN.
“Kami memastikan seluruh proyek garapan Hutama Karya yang mendukung Asta Cita tersebut tidak hanya rampung tepat waktu namun juga tepat mutu,” imbuh Adjib.
Di tahun 2025, Hutama Karya membidik sejumlah proyek infrastruktur atau proyek strategis nasional baru yang sejalan dengan Asta Cita pemerintah utamanya dalam pembangunan jalan, pembangunan koridor penghubung, serta pembangunan bendungan. Dari sisi proyek gedung, Hutama Karya memfokuskan pada optimalisasi fasilitas kesehatan dengan mengejar proyek Rumah Sakit di beberapa wilayah terpencil di Indonesia.
“Berbekal portofolio yang cukup matang dalam pembangunan Jalan, Bendungan, hingga Gedung, kami siap mengeskalasi sumber daya yang dimiliki untuk fokus pada proyek infrastruktur berkualitas dan berkelanjutan mendukung program prioritas pemerintah. Hutama Karya akan mengedepankan inovasi teknologi, pemberdayaan tenaga kerja, hingga penggunaan material lokal yang berkualitas sehingga kehadiran proyek dapat dirasakan langsung manfaatnya bagi masyarakat sekitar,” tambah Adjib.
Dari sisi JTTS, di tahun 2025 hingga 2026 Hutama Karya akan menyelesaikan 6 ruas tol yaitu Junction Palembang, Betung – Tempino – Jambi Seksi 4 (Tempino – Ness),dan Rengat – Pekanbaru Seksi Lingkar Pekanbaru (Bypass Pekanbaru – Siak) di Tahun 2025, serta ruas Palembang – Betung Sebagian Seksi 1 (Gandus – Rengas), Palembang – Betung Seksi 2 (Rengas – Pulau Rimo – Pangkalan Balai), dan Palembang – Betung Seksi Struktur (IC Gandus, IC Pulau Rimo, dan TIP STA 71) di tahun 2026.
Perusahaan juga merencanakan perolehan PPJT baru untuk 2 ruas JTTS yakni Tol yaitu Jambi – Rengat sepanjang 192,23 Km dan Rengat – Pekanbaru (Seksi Rengat – Junction Pekanbaru) sepanjang 176,20 Km.
“Pengusahaan kedua ruas Jalan Tol tersebut juga selaras dengan arah pemerintah untuk mendukung jaringan transportasi dan pengembangan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Kuala Enok, Kawasan Taman Nasional Berbak dan Bukit Tigapuluh, Komplek Candi Muaro Jambi, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Sedangkan ruas Jalan Tol Rengat – Pekanbaru (Seksi Rengat – Junction Pekanbaru) dapat mendukung pengembangan kawasan strategis seperti Kawasan Industri Tanjung Buton dan Kawasan Industri Pulau Burung,” tutur Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Sementara Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, seperti dikutip dari antara.com mengatakan, pembangunan Tol Seksi Padang-Sicincin diharapkan dapat menekan atau mengurai titik-titik kemacetan seperti di Kecamatan Lubuk Alung dan daerah lainnya selama libur lebaran.
“Kalau Seksi Padang-Sicincin ini sudah selesai, maka selanjutnya Seksi Sicincin-Bukittinggi kita lanjutkan,” kata Andre.
Tentu akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, jika Sumbar sudah terkoneksi jalan tol Sumatera. Terutama sektor pariwisata dan kuliner yang menjadi andalan Sumbar selama ini.
Apalagi Sumbar selama ini telah menjadi tujuan utama kunjungan wisata provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Medan dan Bengkulu. Tingginya kunjungan wisata ke Sumbar, tidak lain karena Sumbar merupakan paket komplit kunjungan wisata.
Sumbar memiliki banyak lokasi pemandangan laut yang indah, seperti Kawasan Mandeh, Carocok Painan, Pantai Malin Kundang, dan masih banyak lagi. Pemandangan daratnya juga tak kalah terkenal seperti Lembah Harau, Lembah Anai, dan lainnya.
Apalagi ditambah pilihan wisata religi dengan banyaknya masjid indah di Sumbar, seperti Masjid Raya Ahmad Khatib Al Minangkabawi yang menjadi masjid terindah nomor satu di dunia, dan masjid indah lainnya.
Begitu juga wisata budaya dan sejarah, Sumbar memiliki banyak warisan budaya seperti Rumah Gadang, Istana Pagaruyung, lobang jepang, dan masih banyak lagi.
Maka dari itu, sudah selayaknya pembangunan jalan tol di Sumbar dikebut, agar cepat selesai dan dimanfaatkan. Semoga semua kendala terurai, dengan win win solution yang membuat masyarakat pemilik lahan rela dan bahagia melepas asetnya demi kehadiran jalan tol di Sumbar. (*)