Padang  

Hunter Covid-19 Itu Tiga Pekan Berjuang di Ruang Isolasi

dr.Farhan dirawat di RS M Jamil Padang. (ist)

Oleh Yunisma

PADANG – Hampir tiga pekan dr. Farhan dirawat di RSUP M. Djamil Padang. Selama itu dia terus berjuang melawan virus Covid-19 yang bersarang di tubuhnya.

Tubuhnya terasa begitu berat. Napasnya masih sesak. Padahal dokter berpangkat Kolonel CKM (purn) itu sudah menggunakan ventilator. Selama dirawat dia menyaksikan secara langsung orang keluar masuk ruang isolasi. Ada yang sembuh, banyak pula pulang dengan balutan kain kafan. Ketika itulah maut seakan dekat dengan Farhan. Dia berusaha pasrah namun tak mau kalah dengan virus menular tersebut.

“Cepat sekali waktu berputar dalam ruangan isolasi ini. Kadang-kadang turun juga nyali hunter Covid-19 ini. Lihat samping kiri dan kanan sudah banyak yang mendahului saya. Mereka menghadap sang Khalik. Saya hanya berucap innalillahi wa innailaihi rojiun. Tekad saja yang kuat di raga ini supaya tetap bertahan dan harus menang melawan Covid-19. Saya mohon bantuan doa dari kawan-kawan supaya saya kuat menghadapi semua ini. Apa pun yang terjadi nantinya saya ikhlas karena semua sudah ditakdirkan Allah SWT,” terang Farhan dalam cuitannya di grup Kawal Covid-19 Sumbar, beberapa waktu lalu.

Andai saja, katanya, masyarakat di luar rumah sakit melihat kondisi ruang isolasi Covid-19 secara langsung, diyakininya tak akan ada lagi masyarakat yang tak menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Seperti tak bermasker, tak jaga jarak dan tak mencuci tangan setelah beraktivitas dari luar. Kondisi itu sedikit banyak berdampak pada psikologis Farhan. Namun dia terus berdoa pada Tuhan agar tidak mati karena covid.

Farhan terus men-support dirinya untuk sembuh dari virus Covid-19. Orang-orang di sekitarnya, keluarga besar, anak-anak, rekan sejawat dan relasi lainnya juga turut menyemangati agar dia sembuh.

“Saya mendapat suntikan obat hampir 20 kali di pusar. Sakit? Tentu sakit tapi saya harus kuat agar menang dari Covid-19,” bebernya.

Selama kurang lebih dua minggu Farhan dirawat di ruang ICU. Enam hari setelah itu, dia pindah ruangan ke ruang isolasi zona merah. Di sana dia menjalani terapi adu kuat melawan Covid-19. Saat itu, pengambilan swab kembali dilakukan petugas, namun hasilnya masih saja positif. Dua hari kemudian swab kembali diambil. Lagi-lagi hasilnya tetap positif. Meski demikian, kondisi Farhan menunjukkan perkembangan lebih baik dibanding ketika pertama kali masuk ruang ICU.

“Swab ketiga setelah dirawat lebih dari dua minggu baru hasilnya negatif. Dua kali negatif, baru saya bisa keluar dari rumah sakit. Saya sungguh-sungguh berucap syukur karena bisa melewati masa-masa menakutkan,” terangnya.

Selama dirawat di RSUP M. Djamil Padang, dr. Farhan merasakan ketulusan para perawat dalam merawatnya. Mandi, Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB)nya dibersihkan di tempat tidur. Sebab, dia tak dibolehkan ke kamar mandi sendiri. Kemudian para perawat itu menyuapkan makanan untuk Farhan.

Lebih kurang dua minggu setelah mendapat perawatan intensif, hasil swab Farhan negatif. Kembaran dari dr. Firman Abdullah tersebut dipindahkan ke ruangan rawat zona green anjelir 3 Ambun Pagi RS M. Djamil Padang. Hingga akhirnya dia dianggap dokter penanggung jawab pasien, sembuh secara klinis.