Solok  

Hasil Penelitian UBH, Danau Diatas Sangat Mendukung untuk Pengembangan Ikan Bilih

ALAHAN PANJANG – PT Semen Padang melepas 1.500 bibit ikan bilih di Danau Diatas setelah sebelumnya juga telah melepas sekitar 16.000 ekor ikan bilih hasil konservasi ke Danau Singkarak, yang merupakan habitat asli ikan bilih.

Danau Diatas resmi dipilih sebagai lokasi baru untuk pengenalan ikan bilih, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Bung Hatta.

Hal itu dia katakan saat PT Semen Padang melepaskan ikan bilih di Danau Diatas, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Pada Kamis (16/1), sebanyak 1.500 ekor ikan bilih dilepas ke dalam danau tersebut dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait.

Dari hari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang mendukung untuk pengembangan ikan bilih.

Prof. Hafrijal Syandri, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, menjelaskan bahwa sebelum pelepasan ikan bilih ke Danau Diatas, pihaknya telah melakukan penelitian mendalam terkait kondisi dan potensi danau tersebut.

Penelitian tersebut tidak hanya mencakup analisis pH air, tetapi juga faktor ekologi lainnya seperti ketersediaan pakan dan relung pakan yang dapat dimanfaatkan oleh ikan bilih tanpa bersaing dengan ikan lain yang ada di danau.

“Sejak 1,5 bulan lalu, kami telah mencoba melepas sekitar 200 ekor ikan bilih ke dalam keramba di Danau Diatas untuk memantau perkembangannya. Hasilnya, ikan bilih tersebut mampu beradaptasi dengan baik, dengan tingkat kematian yang sangat rendah, yakni kurang dari 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Danau Diatas memiliki kondisi yang sangat mendukung bagi kelangsungan hidup ikan bilih,” jelas Prof. Hafrijal.

Selain dari sisi penelitian, PT Semen Padang dan Universitas Bung Hatta juga bekerja sama untuk mengembangkan metode budidaya ikan bilih yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan lokal.

“Upaya konservasi ikan bilih ini sangat penting karena ikan bilih tidak hanya memiliki nilai ekologis yang tinggi, tetapi juga nilai ekonomis. Oleh karena itu, kami sangat serius dalam memastikan agar program konservasi ini berjalan dengan efektif dan memberikan manfaat jangka panjang,” tambah Oktoweri.

Ikan bilih diketahui memiliki potensi reproduksi yang luar biasa. Satu ekor ikan bilih betina dapat menghasilkan hingga 5.000 telur, dan dengan 800 ekor ikan betina dari 1.500 ekor yang dilepas, diperkirakan jumlah ikan bilih yang berkembang biak akan mencapai lebih dari 4 juta ekor. (*)