Agam  

Harga Sawit Anjlok, Petani Menjerit

LUBUK BASUNG – Petani kelapa sawit di Kecamatan Tanjung Mutiara tapakiak. Harga jual sawit perkilonya hanya berkisar Rp750. Alhasil panen tidak lagi bisa diharapkan untuk menutupi biaya kehidupan hidup sehari-hari.

“Di tengah terus meroketnya biaya kebutuhan sehari-hari, harga sawit yang kami harapkan untuk menjadi sandaran hidup malah semakin menukik,” kata Rino, salah satu petani sawit, Senin (1/10).

Menurut Rino, penurunan harga jual kelapa sawit telah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Seiring pergantian bulan harga juga bukannya tambah naik, malah terus lebih murah dan semakin murah.

“Harga itu sudah bertahan beberapa bulan. Kemungkinan akan terus terjadi untuk beberapa bulan ke depan,” tukuk Rino.

Hal yang sama diungkapkan Anto, petani sawit lainnya. Kondisi harga jual sawit hari ini membuat petani berada dalam dilema. Pasalnya, hasil panen yang bisa dikumpulkan tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan selama ini.

Baik Rino maupun Anto menerangkan jika biasanya untuk memanen umumnya mereka tidak mengerjakan sendiri, tetapi mengajak orang lain untuk membantu. Parahnya, bayaran tenaga untuk membantu panen tersebut tidaklah sedikit.

“Rata-rata mereka dibayar Rp300 perkilonya. Coba bayangkan, padahal harga jual hanya Rp750 perkilonya,” tukuk Rino.

Di satu sisi, mempertimbangkan hasil yang bisa diperoleh petani sawit tersebut agak enggan untuk malakukan panen. Di sisi lain, jika tidak dipanen maka akan perpengaruh pada panen-panen berikutnya di masa yang akan datang.

“Kami harus bagaimana lagi. Dengan harga jual seperti sekarang ini dan dipotong upah pembantu panen, biaya membeli pupuk saja tidak tertutupi,” kata Anto dan Rino. (hirval)