Solok  

Gusmal: Kalau Kepala Dinas tak Mampu, Mundur Saja

AROSUKA – Kualitas dan kompetensi para kepala SKPD di lingkungkungan pemerintah kabupaten ini semakin diragukan. Keraguan itu justru muncul dari mulut Bupati Solok H. Gusmal sendiri.

Ia merasa prihatin karena setelah diberi kepercayaan selama hampir dua tahun, beberapa pejabat pemegang eselon II itu ternyata tidak menunjukkan kinerja yang mengembirakan.

” Kalau tidak sanggup, lebih baik mundur saja. Jangan nanti malah dimundurkan,” kesal Gusmal.

Kegundahan itu dilontarkan bupati saat memimpin apel pagi karyawan di lingkungan pemerintah setempat, Selasa (3/7) di halaman kantor bupati Solok di Arosuka. Ikut hadir mengikuti apel Sekda Aswirman dan beberapa kepala SKPD.

Gusmal sampai mengeluarkan pernyataan yang tidak lazim, bermula dari kekesalannya terhadap kinerja kepala SKPD yang dinilai semakin tidak menunjukkan tugas sebagai pembantu pelaksana bagi terwujudnya progres pembangunan .

Ia mencontohkan pembangunan gedung yang dekat rumah bupati dan berada di Kawasan Taman Hutan Kota Terpadu (THKT) Arosuka. Setelah dibangun tetapi tak terurus sampai sekarang. Seluruhnya berantakan sekarang.

“Itu siapa yang bertanggung jawab tidak jelas, sehingga dibiarkan terlantar. Padahal itu dibangun dengan memakai uang daerah,” kesalnya.

Gusmal juga jengkel terhadap penanganan sampah, terutama di kawasan taman tugu Ayam. Nyaris saban hari sampah sampah basilemak saja tanpa ada yang merasa bertanggung jawab memnersihkannya.

“Banyak sampah berserakan. Tolong Pak Sekda, KLH atau Asisten dua, siapa yang bertanggung jawab itu,” buransang bupati Solok.

Gusmal mengaku tidak habis pikir, masa soal sampah bupati juga yang memikirkan. Kalau kenyataan taman Arosuka ramai dikunjungi orang, itu tidak bisa dihindari. Tetapi harus ada pengaturan , terutama soal kebersihan dan ketertiban pedagang makanan bagi pengunjung.

Bupati bahkan merasa semakin cemas karena ada diantara pejabat yang tidak mengerti juga dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Gejala itu diketahuinya dari beberapa surat yang ditanda tangani, ada kepala dinas yang tidak tahu apa yang ditanda tangani. Itu candu tanda tangan namanya. Masa tanda tangan saja tidak tahu maksudnya.

Atas gejala buruk itu, Gusmal lantas mengingatkan seluruh kepala Dinas. Ia menegaskan, dirinya tidak ingin nanti ada ada kepala dinas yang stroke karena memikirkantugas tugasnya. ” Ukur ukur diri bagi yang tidak mampu,” tandasnya. (Rusmel)