Geothermal adalah Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

 

PADANG-Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Archandra Tahar menegaskan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) ramah lingkungan. Untuk itu mahasiswa dan masyarakat diminta memahami tingkat risiko ramah lingkungan geothermal.

“Saya tegaskan, geothermal itu ramah lingkungan. Jadi masyarakat, mahasiswa jangan percaya dengan informasi group WA (whatshap). Kalau generasi muda berfikir politik, tidak ada ilmu di situ, tunggu saat kemunduran pada masa depan,”sebutnya di hadapan ratusan mahasiswa saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Bung Hatta, Kamis (24/1).

Dikatakannya, bagi yang tidak tahu panas bumi itu ramah lingkungan, bisa melihatnya dari sikap organisasi internasional lainnya di dunia. Karena, jika panas bumi itu tidak ramah lingkungan, maka sudah dulu organisasi itu melarangnya.

Bahkan, menurutnya dengan geothermal menjadikan pembangkit listrik lebih ramah lingkungan. Dengan sendirinya pengurangan penggunaan energi bersumber dari forsil, seperti batu bara dan minyak bumi.

“Jadi saya harapkan, yang bicara geothermal, yang menolak geothermal pahami dulu itu apa itu geothermal. Jika disiplin ilmunya bukan itu sangat bicara geothermal dengan ukuran informasi group WA,”ujarnya.

Dijelaskannya, pemanfaatan geotermal itu dapat dilakukan dengan langsung, ada pula tidak langsung. Langsungnya seperti pemandian air panas. Dapat digunakan langsung oleh masyarakat. Hasilnya, tidak ada korban dari penggunaan itu.

Sementara pemanfaatn tidak langsung yakni pembangkit listrik. Penggunaan ini menggunakan teknologi. Sejak ada pembangkit listrik tenaga panas bumi, belum ditemukan pembangkit yang menyebabkan bencana.

“Coba cari di dunia mana geothermal yang menyebabkan bencana,”ujarnya.

Terkait dampak lingkungan menurutnya itu pasti ada. Namun, risikonya kecil, yakni perkalian kemungkinan terjadi dengan konsekuensi kemungkinan terjadi karena geothermal sangat rendah.

“Soal risiko, semua ada. Jangankan geothermal, naik motor saja banyak risikonya, apa kita harus melarang semua orang tidak menggunakan motor. Begitu juga berapa besarnya risiko naik pesawat, tapi kenapa naik pesawat tidak dilarang,”ulasnya membandingkan.

Diungkapkannya, hingga 2019 potensi terpasang geothermal Indonesia saat ini mencapai 2 giga watt. Jumlah itu menempatkan Indonesia memiliki potensi nomor 2 di dunia. Khusus di Sumbar terdapat potensi mencapai 1.600 MW. Sementara yang sudah diekplorasi baru Solok Selatan dan Kabupaten Solok.