PADANG – Himpunan Masyarakat Mahasiswa Program Studi (HMMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Pindo) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bung Hatta menggelar bedah buku sekaligus workshop penulisan sastra bagi mahasiswa di lingkungan FKIP Universitas Bung Hatta.
Kegiatan ini diselenggarakan secara langsung di Pusat Sumber Belajar Pindo FKIP Universitas Bung Hatta, Kampus Proklamator II Gedung B6 Lantai 3, Jumat (29/11/24). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta dan juga peserta dari program studi lain di lingkungan FKIP Universitas Bung Hatta.
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta, Rio Rinaldi, mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini penting agar konsepsi sastra tertanam di jiwa mahasiswa, baik dari segi bentuk (surface structure) maupun isinya (deep structure).
“Kami juga berharap, setelah ini, mahasiswa memiliki motivasi yang tinggi dalam menghasilkan karya kreatif di bidang sastra, mulai dari puisi, prosa, maupun drama. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sangat berpotensi menjadi penulis nasional, seperti halnya Alizar Tanjung yang menjadi narasumber kegiatan ini,”jelas Rio Rinaldi.
Ketua Himpunan Masyarakat Mahasiswa Program Studi (HMMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bung Hatta, Erik Hasbullah Amri, juga berterima kasih atas kerja sama dari berbagai pihak, baik di universitas, prodi, maupun di kelembagaan.
“Bedah buku kali ini sengaja kami gagas untuk membuka wawasan mahasiswa dalam memberdayakan bahasa saat menulis. Ke depan, mahasiswa Prodi Pindo diharapkan dapat bersaing di tingkat regional maupun nasional dalam ajang sastra,”imbuh Erik Hasbullah Amri.
Dalam bedah buku ini, dibahas karya dosen Prodi Pindo, Rio Rinaldi dengan judul “Retorik dan Majas Lokalitas Minangkabau dalam Novel-novel Romantisisme Pengarang Etnis Minangkabau”. Segala hal yang menyangkut gaya kepengarangan di era Balai Pustaka maupun Pujangga Baru diperlihatkan dalam buku tersebut. Bahkan, ciri khas lokalitas Minangkabau memperlihatkan ciri khas yang kuat karakteristik pengarang etnis Minangkabau. (*)