Gandeng BPBD, Pontren Kauman Gelar Sosialisasi Mitigasi Bencana

PD. PANJANG–Dalam upaya menguatkan ketahanan dan kesiapsiagaan terhadap bencana yang bisa saja terjadi kapanpun, Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang menggelar sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa dan Politik (BPBD Kesbangpol) Kota Padang Panjang, Selasa (1/11) aula AR Sutan Mansyur.

Kepala BPBD Kesbangpol, I Putu Venda dalam sambutannya mengatakan bahwa sangat penting bagi santri mengetahui bagaimana tindakan yang harus dilakukan saat terjadinya bencana, apalagi bencana gempa bumi.

“Kita tidak pernah tahu kapan dan dimana bencana alam itu akan datang. Untuk itu sosialisasi ini perlu terus kita giatkan untuk meminimalisir korban nyawa saat bencana datang. Apalagi kota kita sangat rawan dengan bencana gempa bumi,” ujarnya dihadapan ratusan santri.

Ditambahkannya bahwa program sosialisasi ini akan terus diberikan kepada warga masyarakat, terlebih sekolah yang bersifat boarding school seperti pondok pesantren.

“Sosialisasi ini sangat penting dilaksanakan kepada warga masyarakat, apalagi kepada santri yang mondok di sini. Hal ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan individu dalam upaya mengurangi risiko bencana,” jelasnya.

Dilanjutkannya bahwa kegiatan ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan mulai dari diri sendiri dan dipraktekkan golden time penyelamatan dari gempa bumi dan ikutannya seperti bangunan yang ambruk. Misalnya mulai mengenalkan daerah rawan bencana, papan informasi bencana serta alat-alat penanggulangan bencana sampai dengan praktek atau tindakan ternaik yang dilakukan pada saat bencana datang semua itu agar selamat dari bencana. Apalagi semua orang mempunyai risiko terhadap potensi bencana.

Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah DR. Derliana mengatakan bahwa harapan yang Pondok Pesantren targetkan adalah agar santri dapat mengetahui langkah-langkah yang dilakukan saat bencana datang, apalagi jika bencana tersebut datangnya malam hari.

“Substansi yang kita sampaikan pada migitasi ini adalah bagaimana mengakses informasi tentang bencana. Kita lakukan simulasi juga tentang bagaimana jika terjadi bencana gempa di Pondok Pesantren. Langkah-langkah penyelamatan darurat yang harus dilakukan santri, jadi itu yang menjadi target kegiatan ini,” katanya.

Ia berharap, setelah mendapatkan sosialisasi para santri menyadari bahwa tinggal di daerah rawan bencana menuntut kesiapan saat terjadi bencana sehingga saat terjadi bencana santri dapat mengambil langkah-langkah preventif dan dapat melakukan evakuasi secara mandiri.

Menurut alumni UIN Imam Bonjol Padang ini, hal perlu dikuatkan pada santri saat ini adalah bagaimana Pondok pesantren mampu menanamkan perubahan paradigma dari tanggap darurat menjadi siaga bencana, bahwa bencana tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang harus diterima begitu saja. Tetapi, juga bisa diantisipasi kejadian bencana, korban dan diminimalisir dampaknya.

Derliana menyampaikan ucapan terima kasihnya terhadap BPBD Kesbangpol Padang Panjang yang telah merespon dengan baik surat permohonan sosialisasi dan simulasi Mitigasi Bencana ini, sehingga edukasi tentang penanggulangan bencana dapat dilaksanakan di lembaga yang ia pimpin.

“Terimakasih kepada BPBD kota Padang Panjang atas respon baik serta telah mengadakan kegiatan edukasi ini. Bagi kami ini sangat perlu dilakukan pembelajaran penanggulangan bencana melalui jalur pendidikan,” ungkapnya.